Warga Was-was, Penanggulangan Dampak Longsor Masih Menunggu Alat Berat

  • 15 Januari 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1737 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Warga dusun Cemara Landung, desa Terunyan, Kintamani, Bangli hingga kini masih dihantui rasa was-was, pasca bukit Cemara Landung longsor hingga menimbun sejumlah rumah warga. Pasalnya, hujan masih berpotensi terjadi sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan longsor susulan. Selain itu, upaya penanggulangan rumah warga dan akses jalan yang masih tertimbun material longsor, hingga saat ini juga belum dilakukan karena petugas terkendala alat berat. Dampaknya, warga kian resah lantaran kondisi akses jalan setempat menjadi licin sehingga rawan menimbulkan lakalantas.  

Sejumlah warga Dusun Cemara Landung saat ditemui dilokasi, Selasa (15/01/2019) menuturkan longsornya tebing Bukit Cemara Landung telah terjadi diawali saat Gempa Lombok yang mengguncang hingga dirasakan di Bali beberapa bulan lalu. Selanjutnya, wilayah setempat juga sempat mengalami kebakaran hebat yang menyebabkan kondisi tanah di atas Bukit Cemara LAndung kian labil. “Nah karena kondisi itu, kemarin ketika hujan deras selama dua jam, longsor pun terjadi disertai dengan hanyutnya material berupa lumpur disertai bebatuan hingga menimbun sejumlah rumah, lahan pertanian dan akses jalan ini,” ungkap Wayan Asli salah satu warga setempat.

Dengan kondisi tersebut, saat ini warga berharap nstansi terkait segera turun kelokasi untuk menanggulangi material longsor terutama yang menimbun akses jalan didesa setempat. “Itu sangat mengganggu aktivitas masyarakat kami. Kalau bisa, alat berat segera diturunkan. Mengingat material longsoran yang ada dijalan raya benar-benar rawan bisa menyebabkan lakalantas karena licin,” ujar Wayan Parmana, warga lainnya menimpali.

Disampaikan, warga sendiri juga sudah berupaya melakukan penanggulangan terutama terhadap material longsor yang hingga menimbun rumah. Namun karena alat yang dipergunakan masih manual sehingga upaya penanggulangan belum maksimal bisa dilakukan.  Untuk itu, alat berat diminta segera bisa diturunkan. Para warga juga mengaku saat ini masih sangat cemas dan was-was jika terjadi kembali longsor susulan, terutama jika terjadi hujan pada malam hari. “Kalau siang hari sih ga masalah. Yang masalah itu, jika ada longsor pada malam hari, kemana kami harus lari,” jelasnya.  Hanya saja, saat disarankan agar pindah sementara, sebagian warga yang notabene berada dikaki bukit tersebut, justru mengaku masih enggan karena harus meninggalkan rumah yang sudah ditempati bertahun-tahun dan dekat dengan ladangnya tersebut.

Sementara Kepala Desa  Terunyan, Wayan Arjana, menuturkan dampak longsornya tebing Bukit Cemara Landung telah menyebabkan tiga unit rumah warganya tertimbun material longsor berupa lumpur dan bebatuan dengan ketinggian berkisar satu hingga 1,5 meter. Selain itu, ada 7 pekarangan rumah warga yang lain juga terkena dampak longsor. Namun hanya berupa lumpurnya saja. “Sedangkan untuk lahan pertanian yang terdampak, kemungkinan luasnya ada sekitar satu hektar lebih. Yang parah justru akses jalan, banyak tertimbun material longsor sehingga menyebabkan akses lalin menjadi terganggu,” bebernya.

Menurutnya, selain longsor yang menyebabkan tertimbunnya rumah warga. Kondisi ini diperparah dengan rusaknya saluran air sebagai jalur material longsoran dari atas Bukit menuju Danau Batur akibat pendangkalan. Untuk itu, pihaknya menekankan agar upaya penanggulangan mesti  segera dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat. “Pengerukan saluran air sebagai jalur aliran material longsor mesti segera dilakukan, untuk mengantisipasi jika longsor susulan kembali terjadi. Selain itu, yang terpenting juga adalah pembersihan akses jalan. Namun karena banyaknya material longsor yang menimbun, tentunya kami memerlukan bantuan alat berat. Dan itu, sudah saya minta dan laporkan dari kemarin kepada pihak BPBD Bangli,” tegasnya.  Hanya saja, pihak BPBD Bangli sendiri hingga saat ini masih melakukan koordinasi dengan dinas PU dan dinas terkait lainnya agar bisa segera menurunan alat berat tersebut. ard/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER