Awal Tahun 2019, DTW Tanah Lot Masih Favorit

  • 02 Januari 2019
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 1936 Pengunjung
istimewa

Tabanan, suaradewata.com - Memasuki awal tahun 2019, DTW Tanah Lot masih menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan mancanegara maupun domestik. Dari pantauan di lapangan, pagi hari kawasan wisata sudah dipenuhi pengunjung yang didominasi pengunjung domestik dengan rombongan yang biasa menggunakan bus. Beranjak jam 11.00 wita, kendaraan roda dua dan roda empat mulai nampak merayap memadati areal parkir dan diperkirakan akan terus membludak hingga sore harinya.

Mereview kembali jumlah kunjungan wisatawan tahun 2018 memang mengalami penurunan sebesar 4.63% jika dibandingkan tahun 2017. Jumlah kunjungan tahun 2017 sebesar 3.497.825 dan tahun 2018 mencapai 3.335.822 pengunjung dengan persentase 55% wisatawan mancanegara dan 45% wisatawan domestik. Jumlah tersebut memang melebihi target yang dipatok diangka 3.011.013, namun tentunya lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil analisa, beberapa faktor penyebab turunnya jumlah kunjungan tahun 2018 ini antara lain, imbas erupsi gunung agung tahun 2017 yang masih berdampak di awal tahun 2018, bencana gempa bumi di Jawa tengah periode bulan April 2018, teror bom di beberapa wilayah di Indonesia periode bulan Mei 2018, bencana gempa bumi di Lombok periode bulan Juli 2018, bencana Gempa dan Tsunami di Palu periode bulan September 2018, kebijakan Pemerintah perihal agent wisata Tiongkok, serta bencana erupsi Anak Gunung Krakatau sehingga berdampak tsunami di Pandeglang Banten belum lama ini. “Memang untuk jumlah kunjungan tahun 2018 ini menurun sekitar 4.63% dari tahun lalu. Namun faktor eksternal tersebut tidak dapat kita pungkiri. Kita sudah berusaha maksimal namun faktor tersebut tidak bisa kita bantah,” ucap Manajer Operasional I Ketut Toya Adnyana disela-sela acara open house, Selasa (1/1).

Toya Adnyana mengatakan, meski terjadi penurunan jumlah kunjungan akibat beberapa faktor, namun pihaknya tetap optimis kedepannya. Walaupun tahun 2019 merupakan tahun politik dan faktor alam yang tidak bisa diprediksi “Kalau faktor alam itu tidak bisa diprediksi, kita hanya bisa berupaya tetap memberikan pelayanan maksimal serta lebih menggiatkan promosi baik secara langsung maupun melalui media sosial yang sekarang menjadi trend,” ujarnya.

Di tahun 2019 ini, jelas Toya Adnyana, pengelola memprioritaskan perbaikan dan perawatan infrastruktur kawasan berdasarkan skala prioritas. “Tahun 2019 ini kita lebih ke perbaikan dan perawatan dan tidak menutup kemungkinan program promosi event tahunan tetap berjalan”, ujarnya. “Kita belum bisa berbicara terlalu detil karena kita belum melaporkan review tahunan ke tingkat Badan Pengelola”, tambahnya.

Pada saat tahun baru, kawasan DTW yang mengandalkan pesona alam dan aura kesucian pura ditengah laut penuh dengan wisatawan, yang didominasi wisatawan domestik. Menurut Toya Adnyana, indahnya sunset masih menjadi primadona bagi wisatawan. Banyak juga wisatawan yang berfotoria berlatar belakang Pura Tanah Lot yang terletak di tengah laut itu. Mata air suci, dan ular ditebing juga menjadi daya tarik wisatawan.

Lalu terkait acara Open House, merupakan cara manajemen operasional untuk memberikan apresiasi terhadap para stake holder pariwisata. Open House hari terakhir menyediakan snack dan aneka minuman khusus untuk supir, guide dan tour leader. Selain itu mereka juga bisa menikmati kuliner tradisional seperti tipat cantok, rujak, klepon, dan es daluman. Sore harinya dimeriahkan dengan kesenian tradisional tari joged bumbung.

Fachri yang merupakan tour leader salah satu agent perjalanan yang ada di Yogyakarta mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan open house tersebut. “Saya sangat apresiasi kegiatan dari pihak pengelola Tanah Lot ini, apalagi dengan memberikan kenang-kenangan baju atau kalender ke para supir dan guide. Karena rutin diadakan jadi kami para agent sudah merencanakan kunjungan ke Tanah Lot berharap dapat baju kaos gratis,” harapnya. rls/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER