Gempa dan Suara Gemuruh di Gunung Agung Membuat Warga Lereng Ketakutan dan Kembali Mengungsi

  • 08 Maret 2018
  • 00:00 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 4998 Pengunjung
suaradewata.com

Karangasem, suaradewata.com-Gempa berkekuatan 3.4 Skala Richter (SR) yang mengguncang Karangasem pada Rabu (7/3/2018) pagi lalu serta suara gemuruh di Gunung Agung yang kerap didengar oleh masyarakat di lereng Gunung Agung membuat sejumlah warga dari beberapa dusun, seperti Dusun Temukus dan Kesimpar, Desa Besakih dan Dusun Sogra, Desa Sebudi, ketakutan hingga akhirnya mereka memilih kembali mengungsi. Padahal mereka belum lama kembali dari posko pengungsian setelah pihak PVMBG menurunkan status Gunung Agung dari level awas ke level siaga beberapa waktu lalu.

Ni Komang Wisnu (33) salah satu pengungsi asal Dusun Temukus, Besakih, kepada wartawan Kamis (8/3/2018) mengaku dirinya bersama sekitar 10 Kepala keluarga (KK) lainnya akhirnya memutuskan untuk mengungsi lagi beberapa saat setelah terjadinya gempa yang dirasakannya cukup besar pada Rabu pagi itu. Dirinya bersama keluarga mengaku ketakutan dan was-was apalagi hampir setiap hari terdengar suara gemuruh yang arahnya dari Gunung Agung.

“Saya dan warga lainnya terpaksa mengungsi lagi karena takut setelah terjadi gempa yang sangat terasa waktu hari Rabu itu. Apalagi saya sering mendengar suara gemuruh di Gunung Agung. Untuk amannya kami memilih mengungsi,” ungkap Komang Wisnu.

Dia sendiri mengakui jika saat ini ada sebanyak 10 KK yang mengungsi di bekas bangunan restorant yang berlokasi di Bukit Jambul, Rendang. Dan kemungkinan menurutnya ada warga lain dikampungnya yang akan kembali ke pengungsian. Sementara itu sejak kembali ke Posko pengungsian, dia dan 10 KK lainnya belum mendapatkan bantuan logistik dari pemerintah. “Kami berharap segera mendapatkan bantuan logistik berupa bahan makanan untuk kami masak,” tutupnya. nov/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER