Asah Kemampuan Interpreneurship, PIB Gelar Kompetisi Memasak dan Lomba Pidato

  • 13 Januari 2018
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4279 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com– Guna mengasah kemampuan para mahasiswa dalam menjadi interpreneur, Politeknik Internasional Bali (PIB) menggelar kompetisi memasak dan lomba berpidato bahasa Inggris, Sabtu (13/1/2017). Kompetisi memasak yang mengambil tema ‘Tradisional Food’ dan lomba pidato bahasa Inggris yang bertemakan ‘Rising from Disaster’ tersebut diikuti oleh puluhan siswa SMA/SMK dari seluruh Bali.

Direktur PIB, Dr. Prof.Ir. Anastasia Sulistyawati menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari salah satu mata kuliah di PIB yakni Tourismpreneurship. Dimana dalam mata kuliah ini, metode pembelajaran yang digunakan adalah ‘Experiental Based Learning’. “Metoda ini mendorong mahasiswa untuk lebih mengasah kemampuan praktikalnya, dan kegiatan ini juga merupakan kontribusi nyata mahasiswa PIB dalam memperkenalkan Bali sebagai pusat pariwisata dunia,” tegasnya.

Ditambahkan oleh Dosen dan Konsultan Pendidikan Kewirausahaan PIB, Inge Gunawan, menerangkan jika mata kuliah Tourismpreneurship I diberikan kepada mahasiswa di semester I. Yang mana mahasiswa dilatih untuk mengelola sebuah event dan lomba dan terjun langsung ke lapangan untuk menyiapkan event tersebut. “Jadi dalam kegiatan kali ini, mahasiswa sendiri yang menyiapkan semuanya, mulai dari mencari sponsor, vendor bazzar, peserta lomba, dan sebagainya.  Karena sebelumnya mereka sudah dibekali kemampuan dalam melakuka negosiasi dan presentasi. Dan kita lihat acara hari ini cukup sukses,” paparnya.

Ketua Panitia Kompetisi Memasak dan Lomba Pidato, Rangga Dewanta,  mengatakan jika diusungnya tema ‘Rising from Disaster’ dalam lomba pidato adalah salah satu upaya PIB untuk mendukung bangkitnya Bali terutama dalam bidang pariwisata akibat erupsi Gunung Agung. Sedangkan tema ‘Tradisional Food’ dalam kompetisi memasak dipilih sebagai upaya untuk melestarikan masakan Bali agar senantiasa diingat oleh generasi muda. “Untuk lomba pidato diikuti oleh 30 orang  dan lomba memasak diikuti 8 grup dari Denpasar, Tabanan, Singaraja dan Badung. Nantinya untuk pidato terbaik akan kita viralkan sebagai upaya untuk mengkampanyekan bahwa Bali aman,” tegas Dewanta.

Sementara itu, salah seorang juri kompetisi memasak, Chef I Wayan Wicaya mengatakan jika ada beberapa kategori penilaian dalam kompetisi memasak tersebut. Diantaranya higenitas dan sanitasi, ketepatan waktu, kreatifitas, presentasi, serta rasa dan tekstur. “Yang paling penting tentu higenitas dan sanitasi, karena makanan yang baik tentu bisa kita lihat dari kebersihannya, setelah itu baru rasa dan tekstur,” jelas chef yang pernah menjadi juara pertama dalam World Chef di Chilli tersebut.

Sedangkan salah satu peserta kompetisi memasak, Weda Wardana dari SMK Margarana, Tabanan mengatakan jika mengikuti kompetisi memasak tersebut adalah untuk mencari pengalaman. “Kalah atau menang itu urusan belakangan, yang penting saya bisa mendapatkan pengalaman ikut kompetisi ini,” ujarnya. ayu/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER