Puluhan Pengungsi Gunung Agung di Bangli Sakit, 6 Diantaranya Opname

  • 27 September 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2536 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com- Sejak status Gunung Agung naik ke level tertinggi awas, ribuan pengungsi dari Karangasem yang terkena zona merah dan kuning, terus menyerbu wilayah Kabupaten Bangli. Mereka tersebar dipuluhan titik di empat Kecamatan seluruh Bangli dengan estimasi jumlah pengungsi mencapai 7.000-an. Kebanyakan pengungsi mandiri ini, ditampung secara swadaya oleh masyarakat Bangli di wantilan bale banjar dan rumah-rumah penduduk.

Hanya saja, belakangan tercatat puluhan pengungsi mulai terserang berbagai penyakit. Sesuai informasi di RSU Bangli, hingga Selasa (26/09/2017) tercatat sebanyak 53 warga pengungsi melakukan pengobatan dan perawatan di RSU Bangli. Dari jumlah itu 11 orang diopname, sisanya berobat jalan.

Kasubag Hukum Humas dan Pemasaran RSU Bangli, Purnama, saat dikonfimasi awak media, membenarkan adanya puluhan pengungsi yang mulai terserang penyakit. Disampaikan, hanya dalam dalam rentang waktu tiga hari, (23/9 hingga 26/9) warga pengungsi yang berobat ke RSU Bangli sebanyak 53 orang. “Dari jumlah itu 11 orang diopname dan sisanya menjalani rawat jalan,” tegasnya.

Disampaikan, kebanyakan para pengungsi mengeluhkan penyakit seperti gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, batuk , pilek dan lain-lain. “Secara umum mereka mengalami gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, hipertensi, gangguan nafsu makan, migran dan lain-lain, penyakit yang umum di masyarakat”, ujarnya. Disebutkan, kebanyakan penyebab penyakit tersebut karena masuk angin, terkena debu dan lain-lain selama berada di pengungsian.

Disinggung mengenai biaya pengobatan, dia mengatakan mereka yang berobat ada sebagian kecil yang bisa menunjukkan kartu JKN ada yang tidak. Namun pihak RSU tetap memberikan pelayanan (perawatan) tanpa memikirkan soal biaya. “Prinsipnya kami memberikan mereka pelayanan (perawatan) soal biaya akan di bahas kemudian”, ujarnya. Dan persoalan itu bakal disampaikan ke Pemkab Bangli, untuk mengambil kebijakan atas keadaan tersebut. Namun ketika ditanya apakah mereka bakal terbebas dari biaya atau ditanggulangi dana bencana, pihaknya belum berani mengatakan iya atau tidak. Namun biasanya mereka bakal mendapatkan bantuan dana bencana ketika sudah ada SK penetapan bencana.

Bupati Gagas 'Nyame Anyar'

Disisi lain, Bupati Bangli I Made Gianyar, menggagas sebuah langkah untuk mengorganisir para pengungsi tersebut dengan ‘Menyame Anyar’. Konsep gagasan tersebut, bertujuan untuk menjaga para pengungsi dari dampak yang akan ditimbulkan apabila terlalu lama berada di Balai Banjar. “Konsep ini akan menggabungkan KK warga Bangli yang memiliki pendapatan menengah keatas dengan KK warga Karangasem yang mengungsi di Bangli. Nantinya kami akan meminta Dinas Sosial serta Disdukcapil Bangli untuk melakukan pendataan, seberapa persen warga Bangli yang memiliki pendapatan menengah keatas, juga kemampuan Bangli untuk menerima konsep ini,” ucapnya.  

Gianyar menjelaskan, tujuan dari konsep menyame anyar ini, tidak lain untuk menghindarkan pengungsi dari berbagai dampak seperti gangguan kesehatan, hingga pendidikannya. Disamping itu, melalui konsep menyame anyar ini, tujuannya agar para pengungsi tidak hanya berkumpul dengan warga Karangasem saja. Namun agar bisa berkumpul dengan warga Bangli agar terjalin satu kekeluargaan baru.

Lanjut Gianyar, dengan konsep ini, kebutuhan akan logistic tentunya juga akan menjadi lebih mudah terpenuhi. Sebab mereka telah dianggap sebagai ‘nyame’, bukan lagi pengungsi. Yang mana bisa diartikan bila terjadi kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan, sebagai keluarga tentu akan menolong saudaranya. “Sama halnya bila dia yang mengungsi memiliki kelebihan, maka bisa berbagi dengan keluarga barunya,” tutur Gianyar. Tindak lanjut dari itu, pihaknya mengaku  telah mengkoordinasikan dengan Para Camat, BPBD, serta OPD terkait untuk melakukan kajian atas gagasannya hingga satu minggu kedepan. Ard/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER