Perlu Regulasi Yang Jelas, KJA Danau Batur Segera Ditata

  • 13 September 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2981 Pengunjung
istimewa

Bangli, suaradewata.com - Dalam rangka penataan keberadaan Keramba Jaring Apung dan penyebab terjadinya keruskan lingkungan di Danau Batur, Pemkab.Bangli melalui Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan menggandeng Fakultas kelautan dan perikanan Universitas Udayana menyelenggarakan Focus Group Discussion ( FGD) Kajian Daya dukung dan Zonasi Kuramba Jaring Apung (KJA) di Danau Batur. Acara yang dipusatkan di Museum Gunung Api Batur di Buka Oleh Bupati Bangli I Made Gianyar SH.Mhum Selasa ( 12/9/2017). Acara Juga di hadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kab. Bangli I Komang Carles, Tim Kajian Falultas Kelautan dan Perikanan Unud, Kepala OPD terkait , Para Kepala Desa Seputar Danau Batu, serta para Ketua kelompok pembudidaya ikan. 

Dalam pemaparannya saat itu, Prof.Ir. I Wayan Arthana,MS.Ph.D dari tim kajian Fakultas Kelautan dan Perikanan Unud mengatakan Danau Batur saat ini sudah mengalami kerusakan. Penyebabnya, kata dia, adanya limbah pertanian, peternakan, dan pemukiman. “Kebakaran hutan, semburan belerang, rrosi dan sedimentasi serta KJA juga menjadi salah satu pemicu kerusakan di danau Batur,” ungkapnya. 

Disisi lain, permasalahan yang didapat pada Danau Batur, tidak adanya pengolahan limbah, fluktasi permukaan air danau yang tinggi, adanya tumpukan sampah di sekitar danau dan kandungan nitrat dan folfat yang tinggi. Oleh karena itu, FGD tersebut diharapkan mendapatkan salah satu hasil, berupa penentuan tata letak atau zona-zona KJA beserta jumlah maksimal KJA yang di perbolehkan ada di Danua Batur, penentuan titik-titik atau wilayah semburan belerang dan arah pergerakannya di Banua Batur serta mendesign model KJA yang layak dikembangkan di Danua Batur. Lebih lanjut disampaikan untuk menuju konsep Danau Lestari diperlukan penanganan Danua Batur mempunyai regulasi yang jelas dalam menata peruntukannya. “Penataan Danau Batur juga tidak boleh mengabaikan kepentingan masyarakat sebagai bahan mencari nafkah serta dibutuhkan peran serta seluruh komponen masyarakat pemerintah dan masyarakat bersinergi dalam menjaga dan melestarikan danua batur,” ungkapnya. 

Sementara Bupati Bangli I Made Gianyar dalam sambutannya mengatakan pembangunan perikanan dari waktu ke waktu terus berkembang dengan cepat dan perkembangannya semakin kompleks. Sebagai suatu system sumber daya air peraiaran danau batur mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum tertata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendaya gunaan bagi pengembangan aktifitas pertanian dan perikanan perairan umum. Pengembangan pertanian dan perikanan mempunyai arti yang strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar danau batur, pelestarian keanekaragaman hayati yang bersinergi dengan perkembanganpariwisata dan pembangunan sektor lainnya. Hal yang penting yang menjadi dasar pengelolaan danau batur adalah penetapan tata ruang ekosistem danau secara terpadu meliputi ekositem danau, sepadan danau, daerah tangkapan air , RTRW yang kewenangannaya berada di tangan pemerintah daerah atau pemerintah pusat yang tergantung pada letak geografis danau dan ekosistemnya. 

Untuk itu, kata Made Gianyar, perlu adanya upaya pengaturan, penataan pengolahan dan pengendalian perkembangan KJA sehingga dapat mengakomodasikan seluruh kebutuhan lahan secara terpadu efisiendan efektif serta komfrehensif. “Strategi ini mesti menjadi arahan bagi pihak-pihak yang terkait dalam usaha pengembangan kawasan sekitar danau Batur.

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Kajian Daya dukung dan Zonasi KJA yang bertujuan untuk merumuskan kebijakan strategis dan program pengembangan perikanan budidaya di Danau Batur serta melakukan kajian menyeluruh terhadap keberadaan KJA,” tegasnya. 

Sementara Kadis PKP  Ir. I Wayan Sukartana menyampaikan komoditi perikanan yang paling potensial untuk di kembangkan di danua batur dengan sistem KJA  adalah ikan nila dengan luas lahan yang baru di manfaatkan rata-rata 0,8 Ha pertahun dari potensi lahan yang dapat di kembangkan masih sangat luas yakni maksimal 5% dari luas perairan danua batur sebesar 83,35 Ha. Sedangkan produksi ikan rata-rata pertahunnya 3.862 ton untuk hasil perikanan budidaya, dan hasil tangkapan rata-rata 843,45 ton. Ini, tersebar desa-desa seputaran danu batur meliputi desa Songan A, Songan B, Desa Batur Tengah, Desa Batur Selatan, Desa Kedisan, Desa buahan, Desa Abang Batu Dinding, Desa Abang Songan dan Desa Trunyan dengan jumlah kelompok pembudidaya ikan sebanyak 180 kelompok. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER