Kram Dipuncak Gunung Agung, Bule Jerman Minta Dievakuasi Helikopter

  • 21 Agustus 2017
  • 00:00 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 4107 Pengunjung
istimewa

Karangasem, suaradewata.com- Seorang wisatawan asal Jerman, Suwins Gugi (19) Senin (21/8/2017) mengalami kram pda bagian kakinya ketika dia dan tujuh orang rekannya melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung. Beruntung korban ditemani tiga orang pemandu lokal sehingga korban cepat mendapatkan pertolongan.

Sebelumnya korban bersama teman-temannya berangkat sekitar pukul 02.00 Wita dinihari, melalui pos pendakian Pura Pasar Agung, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, dengan ditemani tiga prang pemandu lokal yang cukup berpenggalaman masing-masing Nyoman Kariasa 45 asal dusun Sebun, Made Laba asal Dusun Sogra dan Wayan Darta 31 asal Dusun Sogra, Desa Sebudi.

Pada awalnya perjalanan pendakian berjalan mulus dan kondisi korban lumayan bagus. Namun ketika mencapai ketinggian 2700 Meter Diata Permukaan Laut (DPL), korban tiba-tiba mengalami kram pada bagian kakinya. Melihat hal itu, para pemandu yang menemani korban dan rekannya itu langsung memberikan pertolongan pertama dengan memijat bagian kaki korban yang mengalami kram. “Ya waktu itu sekitar 15 menit lagi sebenarnya sudah mencapai puncak, tapi korban mengalami kram,” ungkap Wayan Darta kepada wartawan.

Namun karena kram yang dialami korban lumayan parah, korban tidak bisa lagi melanjutkan pendakian, sementara teman-temannya tetap melanjutkan pendakian hingga kepuncak bersama satu orang pemandu. Sedangkan dua pemandu menemani korban dan menghubungi pos peendakian guna meminta bantuan.

Sekitar pukul 09.00 Wita pagi, tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, SAR Polda Bali dan sejumlah pemandu lokal, berangkat melakukan pendakian guna mengevakuasi korban. menempuh perjalanan selama hampir empat jam, tim SAR gabungan akhirnya berhasil tiba dilokasi korban berada. Sayangnya korban menolak untuk dievakuasi secara manual, sebaliknya korban meminta dievakuasi menggunakan Helikopter dengan alasan jika standar evakuasi di negaranya harus menggunakan Helikopter.

Namun permintaan korban tidak bisa dipenuhi karena tidak memungkinkan melakukan evakuasi menggunakan Helikopter lantaran cuaca di atas Gunung Agung tidak mendukung, dengan kondisi kabut tebal dan tiupan angin yang cukup kencang. Setelah diberikan pengertian, korban akhirnya bersedia dievakuasi secara manual dengan cara ditandu turun gunung. Korban berhasil dievakuasi hingga ke pos pendakian sebelum kemudian dibawa ke klinik untuk pengobatan lebih lanjut. Nov/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER