Terkendala Hujan, MPLS Siswa Baru Di Bangli Lebih Banyak Dalam Ruangan

  • 10 Juli 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3581 Pengunjung
suaradewata.com

Banglisuaradewata.com - Hujan deras yang terus mengguyur wilayah kabupaten Bangli, sejak beberapa hari terakhir juga menyebabkan proses Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sejumlah sekolah terpaksa lebih banyak dilakukan di dalam kelas. Bahkan upacara pembukaan MPLS yang sebelumnya dikenal dengan istilah masa orintasi sekolah (MOS)  dilakukan di dalam aula sekolah. Hal ini diakui, Kepala Sekolah SMPN 2 Bangli, IBG Wardhana saat ditemui  Senin (10/07/2017).  “Karena cuaca terus hujan, mengawali kegiatan MPLS dilakukan upacara pembukaan di dalam aula sekolah. Sementara kegiatan pengenalan sekolah lebih banyak di dalam kelas,”  ungkap IBG Wardana.   

Jumlah siswa baru yang mengikutan MPLS di SMPN 2 Bangli tahun ajaran 2017/2018 tercatat sebanyak 166 orang yang dibagi menjadi 7 kelas. Disampaikan, kegiatan MPLS lebih banyak dilakukan untuk pengenalan lingkungan sekolah setempat sehingga dipastikan tidak ada istilah perploncoan “Dalam MPLS ini, sama sekali tidak ada perploncoan. Kegiatannya lebih banyak untuk membentuk karakter para siswa yang cerdas agar lebih peka terhadap lingkungan sekolah,” tegasnya. 

Dalam hal ini, para siswa baru lebih banyak diperkenalkan dengan warga sekolah, baik antar sesama siswa, para guru, hingga gedung dan fasilitas lainnya yang ada disekolah setempat. Selain itu, para siswa juga diperkenakan dengan visi misi sekolah. Sementara untuk kegiatan dilapangan, para siswa diarahkan melakukan pembersihan lingkungan sekolah. Salah satunnya dengan kerja bakti memungut sampah plastik. Rencananya, MPLS akan berlangsung serentak selama tiga hari, Senin (10-07-2017) hingga Rabu (12-07/2017).  

Secara terpisah Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Nyoman Suteja mengakui, sesuai ketentuan kegiatan MPLS lebih banyak dilakukan untuk menepis stigma negative pelaksanaan masa orientasi sekolah yang sebelumnya cenderung identik dengan perploncoan. “Saya pastikan dalam kegiatan MPLS tidak ada istilah perploncoan. Anak didik lebih banyak diarahkan untuk pengenalan dan adaptasi terhadap lingkungan sekolah,” tegasnya singkat.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER