TMMD ke-98 Resmi Ditutup, Mimpi Masyarakat Dusun Buayang Jadi Nyata

  • 04 Mei 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2279 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Mimpi masyarakat dusun Buayang, desa Landih, Bangli selama belasan tahun untuk membangun ruas jalan penghubung tempek Glagah dan tempek Dukuh agar lepas sebagai daerah terisolasi akhirnya benar-benar bisa terwujud. Hal ini, berkat kerja keras jajaran TNI bersama masyarakat yang bahu membahu melakukan gotong royong saat program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-98 dilaksanakan selama sebulan terakhir. Karena itu, target penuntasan program tersebut tepat waktu.

Hal ini terungkap saat apel penutupan pelaksanaan TMMD ke-98 yang dipusatkan di Lapangan Kapten Mudita, Kamis (4/5/2017). Hadir saat itu, Wabup Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, para perwira Kodam IX/Udayana, perwira Korem 163/Wirasatya, termasuk sejumlah pimpinan OPD Bangli dan Propinsi Bali, Kapolres Bangli, seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Dandim 1626/Bangli, serta warga Buayang.

Dandim 1626/Bangli Letkol Inf. Susanto Lastua Manurung selaku Dansatgas TMMD, mengatakan, pembukaan hingga proses pengaspalan telah tuntas dilaksanakan tepat waktu. Disampaikan, proses pelaksanaan TMMD ke-98, telah dimulai sejak pra TMMD dilaksanakan muai 16 Pebruari hingga 30 Maret 2017. Selanjutnya TMMD dibuka resmi 5 April lalu. "Pengerjaan fisik, mulai dari proses pembukaan, penggeladakan, pemadatan hingga pengaspalan saat ini sudah tuntas 100 persen dilaksanakan,” tegas Letkol Inf Lastua Manurung. 

Ditambahkan, di beberapa titik rawan juga telah dibuatkan senderan serta plat beton. Dalam TMMD kali ini, kata dia, juga dibangun sebuah MCK. “Selain itu untuk sasaran non fisik, kita juga telah melaksanakan berbagai penyuluhan untuk semua bidang,” bebernya.   

Sementara itu, Danlanal Denpasar Kolonel I Gusti Bagus Tapayasa SE mengatakan, kegiatan TMMD merupakan  kegiatan positif yang hakiki, karena dapat menyelesaikan dan banyak membantu berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Selain kegiatan fisik, berbagai kegiatan non fisik sangat dibutuhkan untuk membangun dan memperkokoh jiwa dan semangat nasionalisme dalam masyarakat. “Kegiatan non fisik itu juga merupakan suatu kebutuhan untuk menangkal berbagai ancaman disintegrasi bangsa, yang dilancarkan melalui Proxiy War, yaitu berupa maraknyaperdaran dan penyalahgunaan narkoba, ancaman terorisme, aksi kriminalitas, kebangkitan komunisme gaya baru serta perang informasi yang melanda hampir ke penjuru dunia,” paparnya.

Oleh karena itu, TMMD dipandang sebagai salah satu upaya pemerintah melalui TNI AD, untuk membangun dan memperkuat ketahanan masyarakat sebagai potensi kekuatan wilayah yang sangat diperlukan dalam membangun Ketahanan Nasional untuk tetap menjaga kedaulatan  NKRI.

Oleh karena itu, kata dia, kegiatan ini yang semulanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun, kini bertambah menjadi 3 kali dalam setahun. Hal ini dilakukan, sebagai bentuk kepedulian TNI dalam membantu akselerasi program pembangunan di wilayah-wilayah yang selama ini sulit terjangkau. Ard/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER