Bahas Isu Sentris UNBK di Buleleng, PC KMHDI Buleleng Gelar Diskusi

  • 01 Mei 2017
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3121 Pengunjung
suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com - Beberapa persoalan terkait dengan pelaksanaan Ujian Nasional, kini menjadi bahan evaluasi bersama. Terkait dengan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), masih ada beberapa yang mesti diperhatikan oleh pemangku kebijakan seperti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga, secara tekhnis pelaksanaan UNBK dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik.

Sebagai organisasi kepemudaan yang berasal dari Mahasiswa, maka PC KMHDI Buleleng melakukan gebrakan dan menunjukkan sensitifitasnya terkait dunia pendidikan, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, pada Senin (1/5). Untuk itu, kader PC KMHDI Buleleleng mengadakan acara diskusi publik dengan mengangkat tema "Mengulas UNBK".

Acara yang dilaksanakan di Krisna Wisata Kuliner, Kecamatan Banjar, Buleleng, dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.(Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa, dan beberapa undangan dari guru, siswa, organisasi kepemudaan, dan mahasiswa dari universitas yang ada di Kabupaten Buleleng.

Ketua Panitia diskusi, Ketut Tuti Ayu mengatakan, UNBK tahun ini berjalan dengan lancar. Bahkan dirinya mengaku, secara umum mendukung pelaksanaan ujian yang berbasiskan komputer. Namun menurutnya, masih ada beberapa kajian dari pemangku kebijakan terutama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

"UNBK berjalan lancar, tapi masih ada beberapa yang harus dipenuhi seperti  standarisasi soal yang akan diujikan, efektifitas sosialisasi agar sekolah yang akan menyelenggarakan ujian bisa memahami terkait teknis pelaksanaan UNBK," ujar Tuti Ayu.

Ketua PC KMHDI Buleleng, Made Teja Artha Sakti Sukma menjelaskan, melalui kegiatan diskusi ini diharapkan, nantinya dapat memecahkan permasalahan yang ada terkait isu sentris di Buleleng khususnya mengenai UNBK. "Kami telah memprogramkan KMHDI bicara pendidikan, ini untuk dapat menggali permasalahan yang ada, mendiskusikan di kalangan masyarakat, agar bisa dipecahkan bersama, dengan berbagai pemikiran demi satu misi yang tertuang dalam Undang undang dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang berkeadilan sosial," jelas Teja Artha.

Sementara Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa menegaskan, kegiatan UNBK tahun ini sudah berjalan di beberapa SMA/SMK Buleleng. Namun diakuinya, masih perlu dievaluasi terkait teknis ujian. "Masih ada perlu dievaluasi, seperti pengadaan komputer di tiap sekolah, sinyal untuk koneksi ke sistem atau software pusat, dan belum semua sekolah dapat dijangkau sinyal terkait pelaksanaan ujian," tandas Suyasa.

Ujian Nasional tahun ini dilaksanakan dengan 2 versi, yakni UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dan UNPK (Ujian Nasional Pensil dan Kertas). Sekolah yang mengadakan UNBK adalah SMA N 1 Singaraja, SMK N 1 Singaraja  SMK 2 Singaraja, SMK 3 Singaraja, dan SMK TI Bali Global. Diluar dari sekolah tersebut masih menggunakan sistem ujian konvensional yakni UNPK.rik/adi/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER