Perbaikan Pasca Bencana Bangli, Tunggu Dana Pusat

  • 01 Maret 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2419 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Upaya penanggulangan kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan yang banyak ambrol dan terputus akibat bencana longsor dan banjir bandang di wilayah Kintamani, tampaknya harus menunggu waktu yang sedikit lebih lama. Pasalnya, Dinas PU Bangli kini masih berupaya mengajukan usulan perbaikan infrastruktur tersebut ke Pusat. “Pak Kadis bersama BPBD masih di Jakarta untuk berjuang mendapatkan dana paska bencana,” ungkap Sekretaris Dinas PU Bangli, Made Soma saat ditemui Rabu (01/03/2017).

Disebutkan dampak bencana yang melanda wilayah Kintamani, telah menyebabkan ruas jalan Kabupaten dan jalan penghubung antar desa yang rusak parah sepanjang 11, 5 km. “Panjang ruas jalan yang rusak tersebut, belum termasuk ruas jalan propinsi dan nasional yang juga banyak rusak dan perbaikannya bukan kewenangan kami,” tegasya. Lokasi ruas jalan yang banyak rusak tersebut, terutama di wilayah balik bukit desa Songan, Yeh Mampeh Batur, Pinggan, Subaya dan Belandingan. Selain itu, kata dia, ada enam jembatan yang terputus yakni jembatan di desa Blancan, Yeh Mampeh, Subaya, Pinggan-Kayu Padi, Pinggan - Alas Metaum dan jembatan penghubung Selulung-Kembangsari. “Saat ini usulan perbaikannya akses jalan yang rusak tersebut, termasuk enam jembatan terputus dan sebanyak 50-an unit rumah yang direlokasi masih diusulkan ke Kementerian PU untuk mendapat bantuan melalui anggaran paska bencana pusat,” bebernya

Guna mempercepat proses penanggulangannya, pihaknya berupaya mempercepat membantu pembuatan Rencana Anggaran Belanja (RAB). “Biasanya kalau usulannya diterima, anggaran pasca bencana tersebut cepat bisa dicairkan. Sehingga kita harapkan pada tahun ini upaya perbaikan banyaknya infrastruktur yang rusak di Kintamani sudah bisa kita dilakukan,” tegas Made Soma.

Sementara itu, Dinas Pertanian Bangli juga telah melakukan pendataan kerusakan lahan pertanian pasca bencana melanda. Hasilnya,  lahan pertanian yang mengalami kerusakan jumlahnya mencapai  135,57 hektar dengan kerugian material ditaksir mencapai Rp 6 miliar. Untuk menangani kerusakan tersebut, kini  Pemkab Bangli melalui Kadis Pertanian Bangli I Wayan Sukartana, juga kini tengah membawa proposal bantuan  Kementerian Pertanian RI.

Kabid  Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan I Wayan Tagel Sujana saat dikonfirmasi Rabu (1/3) menjelaskan, terdapat 11 desa yang paling terdampak oleh bencana alam beberapa pekan lalu. Dikatakan, 11 desa itu yakni Desa Batur Selatan, Desa Songan A, Terunyan, Subaya, Buahan, Batur Utara, Siakin, Kedisan, Batur tengah dan Desa Sukawana. Di desa-desa ini, selain lahan rusak juga mengakibatkan puluhan hektar tanaman hancur.  “Total kerugian mencapai Rp 5,988 miliar,”katanya.

Jelas dia, kalau pusat menyetujui permohonan bantuan tersebut,  biasanya akan diturunkan melalui kegiatan. Jadi bantuan yang turun tidak berupa biaya dana maupun barang. Kalau Kementerian RI memiliki dana tidak terduga, maka nanti turunnya bisa melalui Dinas Sosial. “Kita tidak memiliki pos dana tidak terduga, maka bantuan yang turun berupa kegiatan,”katanya. Sebutnya lagi, bantuan kegiatan ini nanti bakal dimanfaatkan untuk rehabilitasi lahan. Pasalnya, dalam bencana tempo  hari ini banyak lahan yang tergerus. Lahan yang tergerus ini sudah tentu humus tanahnya hanyut. Nah inilah yang nantinya diharapkan bisa dibantu termasuk lahan yang masih tertimbun untuk pemulihannya. Ard/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER