Duh, Hektaran Tanaman Padi Terpaksa Dibabat Untuk Pakan Ternak

  • 28 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3975 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com – Dampak cuaca buruk dan ganasnya serangan berbagai penyakit yang menyerang tanaman padi di Subak Talibeng, banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Bangli , telah menyebabkan para petani menjerit. Pasalnya, hampir seluruh tanaman padi yang mereka harapkan bisa membuahkan hasil berlimpah justru gagal panen. Akibatnya, para petani hanya bisa gigit jari dan terpaksa membabat tanaman padinya untuk pakan ternak sapi.
 
I Wayan Robin salah seoarang petani setempat, menuturkan jebloknya produksi padi disubak Talibeng terjadi karena serangan penyakit.  Gejala penyakit yang menyerang hektaran tanaman padi mereka, biasanya menguning sebelum bisa berbuah. “Gejala yang tampak akibat serangan penyakit ini, biasanya awalnya terlihat dari daunnya yang menguning dan terlihat kering kerontang . Selanjutnya, kalau sudah sampai batangnya yang ikut terserang, sudah bisa dipastikan tanaman padi tidak akan bisa bertahan lama dan tidak bisa berbuah,” jelasnya saat ditemui, Sabtu (28/01/2017).
 
Dengan kondisi itu, lanjut pria yang akrab disapa Pak Balon ini, produksi padi ditempat tersebut hasilnya juga pasti jeblok karena gagal panen. “Berbuah saja tidak bisa. Bagaimana bisa menghasilkan. Kalaupun ada yang berbuah, isinya puyung (tidak ada isinya-red),” keluhnya. Karena itu, petani setempat terpaksa membabat seluruh tanaman padinya untuk pakan ternak sapi.
 
Diperkirakan, serangan penyakit ini salah satu faktornya akibat cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Diakui, berbagai upaya pengobatan telah dilakukan. Namun hasilnya tidak optimal. “Karena gagal panen, mau tidak mau tanaman padi kami terpaksa kami babat untuk dijadikan pakan ternak saja. Dengan kondisi ini, rata-rata petani bisa menelan kerugian mencapai jutaan rupiah,” sebutnya.  Kerugian petani tersebut terjadi karena pengeluaran untuk biaya olah tanah, bibit, pupuk dan pemeliharaan tidak bisa kembali. “Kalau sudah begini kami hanya bisa pasrah saja,” sesalnya sembari berharap ada perhatian instansi terkait untuk mengatasi persoalan yang dirasakan para petani tersebut. ard/ari

TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER