JBT Peruncing Polemik di Teluk Benoa

  • 13 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3856 Pengunjung
suaradewata

Denpasarsuaradewata.com - PT Jasamarga Bali Tol (JBT) sedang merancang pembangunan rest area di sisi utara Jalan Tol Bali Mandara. Menariknya, pembangunan rest area itu dirancang akan dilakukan di kawasan Teluk Benoa, areal yang direncanakan akan direklamasi dan sedang menuai penolakan keras dari sebagian masyarakat Bali.

Rest area yang dirancang JBT itu, didesain berbentuk kura-kura. Rest area ini dibangun di areal seluas 30 ribu meter persegi di Teluk Benoa. Konon, para pengendara di jalan tol nantinya akan disuguhkan kuliner, tempat belanja suvenir modern, dan meeting point berskala kecil dan menengah.

Rencana JBT ini pun menuai protes keras banyak kalangan, tak terkecuali anggota DPRD Bali. Bahkan para wakil rakyat di Renon itu, mendesak pihak JBT untuk mengurungkan niatnya membangun rest area tersebut. Hal tersebut penting, karena Teluk Benoa saat ini masih memanas karena polemik reklamasi.

"Rencana itu seperti memancing di air keruh. Kawasan Teluk Benoa itu masih polemik, malah diperuncing JBT dengan rencana membangun rest area," tandas Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba, di Denpasar, Jumat (12/11).

Menurut anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Bali ini, rencana pembangunan rest area itu hanya mengedepankan aspek bisnis JBT semata. Rencana bisnis JBT itu, bagi Tamba, justru akan membunuh pasar tradisional dan pasar oleh-oleh yang sudah ada.

Pasalnya, wisatawan yang datang dan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai, dipastikan akan 'dipaksa' menuju rest area yang dibangun JBT dan tidak lagi menuju pasar-pasar yang ada sebelum menuju hotel. Bagi Tamba, hal ini jelas menguntungkan JBT, namun tidak bagi pasar oleh-oleh yang sudah ada.

"Mereka mau menarik tamu yang sudah ada untuk datang dan belanja hingga menikmati kuliner di rest area itu. Tamu-tamu dari airport bisa langsung ke sana. Ini merugikan pasar oleh-oleh yang sudah ada," tegas Tamba.

Sebelumnya, sejumlah pihak juga menolak keras rencana pembangunan rest area tersebut. Sebab, Jalan Tol Bali Mandara hanya sepanjang 12,7 km, dan cukup pendek jika dibandingkan tol lainnya di Indonesia.

Tol Bali Mandara hanya ditempuh dalam waktu belasan menit, baik dari Bandara menuju Denpasar, Bandara menuju Nusa Dua, maupun Denpasar menuju Nusa Dua. Karena itu, pembangunan rest area di jalan tol tersebut dinilai hanya untuk kepentingan bisnis JBT semata.san/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER