Piodalan di Pura Luhur Sri Rambut Sedana Nyejer 3 Hari

  • 05 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 6876 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, www.suaradewata.com –Pura Sri Rambut Sedana yang terletak di kawasan WBD Jatiluwih Penebel diyakini sebagai pura pemberi kemakmuran karena merupakan sumber dari segala sumber kehidupan dibumi. Tepat pada Buda Wage Kulawu , Rabu, (4/1/2017) Pura yang emong oleh 31 KK dan dibeckup oleh desa pekraman Jatiluwih itu menggelar piodalan. Selanjutnya akan nyejer  tiga hari dan berakhir pada Saniscara Wage Kulawu, Sabtu, (7/1/2017) mendatang.

Tim suaradewata.com didampingi Perbekel Desa Jatiluwih I Nengah Kartika berkesempatan menyaksikan puncak piodalan yang digelar pada Rabu, (4/1/2017) tengah malam. Puncak piodalan itu ditandai dengan pementasan tupeng Sidakarya. Dijelaskan Jero sapaan Prebekel Nengah Kartika bahwa rangkaian piodalan itu sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya. “Malam, ini adalah puncaknya, selanjutnya akan nyejer selama tiga hari dan berakhir Sabtu,” ucapnya.

Puncak piodalan kata dia selalu dipentaskan Topeng Sida Karya oleh pengempon. Terlebih tupeng tersebut terbuat dari Pohon Jepun yang berasal dari Pura Sri Rambut Sedana. Bahkan kata dia biasanya juga dipentaskan calonarang, namun lantaran ada halangan pementasan calon narang baru akan dilakukan pada Kamis, (05/01/2017) tengah malam. Selain itu juga, dalam rangakain piodalan tersebut seperti biasanya juga akan ditampilkan tari-tarian kesemua itu adalah sumbangan atau ayah-ayahan pemedek. “Tari-tarian itu sebagian besar yang ngatur ayah, termasuk tapakan dari Abianbtuwung," terangnya.

Terkait siapa saja yang melakukan persembahyangan, dipura tersebut menurut Kartika, adalah umat hindu dari seluruh bali. Lantaran pura tersebut merupakan pura Dang Khayangan yang tidak dipisahkan dari Pura Luhur Petali dan jajaran kemiri lainnya. Untuk Puncak Piodalan pada Rabu, (04/01/2017) juga telah melakukan persembahyangan anggota DPR RI, Cok Ratmadi, Puri Anom Tabanan, Camat Penebel, Camat Pupuan dan kalangan pejabat lainnya. “Selain itu seperti biasanya para pengurus LPD, pegawai Bank biasanya selalu tangkil ke pura ini, karena pura ini diyakini sumbernya merta, atau sumber dari segala sumber kehidupan sehingga dikenal dengan pura Sri Rambut Sedana yang artinya pemberi kemakmuran,” bebernya.

Dipihak lain Pengenter Piodalan Pura Luhur Sri Rambut Sedana I Nengah Sutama, 56 Banjar Kesambahan Kelod Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel menerangkan untuk dudonan karyanya sejak Jumat Kliwon Wayang, (30/12/2016), atur petangi pakeling ngawit ngayah. Dimana dalam ngatur ayah ini dihadiri oleh pengempon 31 KK dan subakti terdiri 72 Desa Adat Kecamatan Penebel untuk menyiapkan perlengkapan upacara. Untuk hari Minggu Wage Kulawu, (01/01/2017),meyas-yas nanceb penjor dan ngias pelinggih. Setelah itu pada hari Selasa Wage Kulawu, (03/01/2017), mengolah daging upacara agama untuk Piodalan.

Untuk hari Rabu Wage Kulawu, (04/01/2017), merupakan Puncak Piodalan Pura Luhur Sri Rambut Sedana. Sedangkan untuk Hari Kamis, (05/01/2017), sampai Sabtu, (07/01/2017), merupakan nyejer untuk penangkilan. "Pada hari Sabtu jam 7 pagi sampai jam 11 malam waktu untuk penangkilan, pada jam 12 malam Ida Betara munggah menyineb," ucap Sutama. Ang/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER