Aktivis Mahasiswa Denpasar Tolak Politisasi Agama di Hari Pahlawan

  • 10 November 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3892 Pengunjung
suaradewata.com

Denpasar, suaradewata.com - Puluhan mahasiswa di Denpasar menggelar aksi simpatik di depan Monumen Banjra Sandhi, Renon, Denpasar pada, Kamis (10/11/2016) dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Robertus Dicki Armando menjelaskan, perayaan Hari Pahlawan tersebut selain untuk mengenang jasa para pahlawan, juga momentum untuk menjawabi sejumlah persoalan politik dan dinamika kebangsaan yang mulai menampilkan wajah yang mencederai semangat perjuangan para pahlawan.

"Belakangan ini muncul gerakan yang mengancam Ideologi pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Muncul keresahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini ditandai dengan aksi teror, radikalisme, kasus-kasus bernuansa SARA dan pertarungan ideologi yang mengancam tatanan kebangsaan yang sudah diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa oleh para pahlawan," ujar Dicky dalam orasinya.

Dicky menegaskan, setiap elemen bangsa dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya dijiwai oleh spirit perjuangan para pahlawan. Karena itu, pihaknya mengecam ulah oknum dan kelompok masyarakat tertentu yang melakukan politisasi agama untuk kepentingan politik.

"Belakangan ini ada kecendrungan politisasi agama untuk kepentingan politik. Itu harus dihentikan, sebab bisa mengancam solidaritas sosial sebagai sesama anak bangsa. Politik harus dibangun dalam bingkai kebangsaan dan semangat nasionalisme," ujar Dicky.

Sementara itu, ketua GMKI Badung Grace Tabitha Tenggi Olihta Simatupang menegaskan, perayaan Hari Pahlawan ini menjadi momentum untuk melanjutkan perjuangan Pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari segala bentuk ancaman yang merongrong keutuhan dan kedaulatan Indonesia.

"Semangat patriotisme dan nasionalisme yang dimiliki para pahlawan sudah semestinya juga menjadi spirit yang harus ditumbuhkembangkan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, jika kita tak mau kisah heroik para pahlawan sekedar menjadi catatan ringan di atas kertas usang," ujar Grace.

Dalam orasinya, mereka juga secara khusus menyampaikan apresiasi atas semangat toleransi di Bali.

Sementara itu, aktivis PMKRI,Hyasinta Merdeka Ayu Heppi, menegaskan Bali dengan kemajemukkannya mampu merawat dengan baik nilai-nilai kebangsaan dalam semangat toleransi.

"Kita mengapresiasi semangat toleransi masyarakat di Bali. Elemen bangsa ini harus belajar dari Bali," tegas Ayu.

Para mahasiswa yang terdiri dari aliansi mahasiswa dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Denpasar dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Badung ini menyampaikan beberapa pernyataan sikap, yakni mendesak pemerintah untuk bersikap tegas terhadap ancaman dan upaya-upaya yang merusak nilai-nilai luhur pancasila. Mendesak pemerintah untuk menyelesaikan persoalan terkait radikalisme, fundamentalisme, dan isu SARA. Menolak politisasi agama untuk kepentingan politik dan mendorong pemerintah memperhatikan nasib para veteran dengan memberikan tunjangan yang layak. ids/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER