#SaveJokowi! Dari Kepentingan Politik Atasnamakan Agama

  • 09 November 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 3535 Pengunjung
ilustrasi
Opini, suaradewata.com - Aksi unjuk rasa 4 November 2016 bertema Bela Islam Jilid II berjalan sesuai dengan yang diharapkan hingga akhir Maghrib. Namun, oknum kelompok kecil massa berusaha menyulut kerusuhan dengan berusaha menerobos barikade aparat kemanan yang telah dibentengi penjagaan dari kelompok FPI yang ikut menahan kelompok tersebut. Namun oknum tersebut memicu kerusuhan dengan melempari petugas dan barikade FPI yang berusaha membantu barisan keamanan. Kisruh pun pecah hingga mengakibatkan beberapa aparat dan massa terluka.
 
Tidak puas berhenti sampai disitu oknum tersebut berhasil memecahkan kisruh hingga berujung kepada pembakaran beberapa mobil aparat keamanan di kawasan monas. Selanjutnya dalam aksi tersebut, seruan yang awalnya “penjarakan Ahok” secara tiba-tiba berubah menjadi “turunkan Jokowi”.indikasi awal terlihat bahwa gerakan massa telah dipelintir menjadi isu politik kepentingan.
 
Beberapa oknum dalam kerumunan massa berupaya untuk menguatkan opini terkait seruan tersebut, bahwakan beberapa media sosial ikut memanaskan suasana, terlebih beberapa gambar dan pesan di media sosial berisi seruan untuk melengserkan Jokowi.
 
Pihak aparat keamanan segera berjaga untuk mengamankan objek vital seperti gedung DPR, MPR yang menjadi simbol negara agar kejadian memilukan 1998 tidak terulang kembali.
 
Jelas terlihat bahwa gerakan massa yang awalnya mengatasnamakan agama telah dipolitisir sedemikian rupa kearah penggulingan kekuasaan pemerintah. Sebagai masyarakat yang cerdas, hendaknya seluruh elemen masyarakat tidak ikut terprovokasi dengan isu yang didengungkan kelompok kepentingan untuk membuat kegaduhan ditengah masyarakat. Adanya kepentingan politik sudah terlihat jelas, dan masyarakat diminta agar bijak dan tidak termakan isu “miskin imajinasi” yang telah disebarkan oleh oknum kelompok kepentingan tersebut. Selain itu, upaya busuk dari segelintir pihak ini hendaknya dapat diantisipasi oleh kerumunan massa itu sendiri. */ari
 
 
*Junior Researcher lsisi

TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER