Danau Kian Rusak, Pemerintah Prioritaskan Kelola 15 Danau di Klaster Pertama

  • 08 November 2016
  • 00:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 3530 Pengunjung
suaradewata.com

Badung, suaradewata - Indonesia memprioritaskan untuk menata 15 danau di klaster pertama dan 15 danau lagi di klaster kedua hingga tahun 2019 nanti yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Siti Nurbaya, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki danau terbanyak dan sekaligus menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi.

"Indonesia memiliki 840 danau baik yang kecil maupun yang besar. Namun saat ini Indonesia hanya memprioritaskan untuk menata 15 danau di klaster pertama dan 15 danau lagi di klaster kedua hingga tahun 2019 nanti. Dan semua pengerjaan itu akan dilakukan oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat," ujarnya saat membuka secara resmi Konferensi Danau Dunia ke-6 di Kuta Bali, Selasa (8/11) pagi.

Siti mengatakan, danau merupakan salah satu sumber air utama yang menyimpan air dari air hujan, air tanah, mata air dan sungai. Danau dengan pemandangan alam yang luar biasa juga dapat digunakan untuk menjadi sumber mata pencaharian bagi warga yang tinggal di lingkungan sekitarnya. Danau memiliki beberapa fungsi: seperti ekosistem untuk konservasi lingkungan, memancing, olahraga air, dan tujuan wisata.

"Secara teknis danau juga berfungsi sebagai sumber air baku, tata air, pengendalian banjir, sumber tenaga listrik, dan transportasi air," ujarnya.

Ada sekitar 8.400 kilometer persegi atau setara dengan lebih kurang 840 kilometer kubik sebagai penyediaan tampungan air, luasnya. Sayangnya, beberapa fungsi danau menurun karena kerusakan ekosistem, eutrofikasi, endapan, sedimentasi dan polusi. Selain itu, sekitar 15 danau dikategorikan sebagai danau kritis, karena kualitas dan kuantitasnya memburuk.

Menurutnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan lebih mengatur soal haya hidup, life style masyarakat terhadap danau itu sendiri. Hal ini sangat beralasan karena fungsi lingkungan untuk air danau, perubahan iklim itu sangat terkait dengan gaya hidup dan interaksi masyarakat dengan danau.

Masalah yang terkait dengan danau tidak lepas dari daerah tangkapan air, karena danau ini terintegrasi dengan daerah aliran sungai. Kondisi danau adalah produk dari wilayah sungai di mana danau ini berada. Dengan demikian, kualitas air danau mencerminkan manajemen dalam wilayah sungai.

Sementara itu, Direktur Operasi dan Pemeliharaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Loly Martina Martief mengatakan, saat ini ada 15 danau yang menjadi prioritas penanganan.

Danau tersebut antaralain Danau Toba, Maninjau dan Singkarak, Kerinci, Rawa Lake, Rawapening, Batur,  Tempe, Matano, Poso, Tondano, Limboto, Sentarum,  Kaskade Mahakam, Melintang dan Sentani.

"Ini adalah 15 danau dalam klaster pertama yang menjadi skala prioritas saat ini untuk segera ditata. Nanti akan ada 15 dana lagi di klaster kedua sehingga total semuanya ada 30 danau hingga tahun 2019, dengan menggunakan dana multi years," ujarnya.

Disebut prioritas karena danau-danau itu tingkat kerusakannya memprihatinkan, bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat, pariwisata, pembangkit listrik, irigasi dan sebagainya.

Untuk klaster kedua nanti juga sudah ditentukan yakni Danau Diatas (Sumatera Barat), Danau Dibawah (Sumatera Barat), Danau Ranau (Sumateran Utara dan Lampung), Danau Dendam Taksudah (Bengkulu), Danau Lindu (Sulawesi Tengah), Danau Towuti (Sulawesi Utara), Danau Mahalona (Sulawesi Utara), Danau Beratan (Bali), Danau Paniai (Papua), Danau Laut Tawar (Aceh), Danau Neut Laok (Aceh), Danau Kelimutu (NTT), Danau Taliwang (NTB), Danau Rinjani (NTB), Danau Tasik Zamrub (Riau).

Penataan yang dimaksud adalah bila terjadi sedimentasi maka akan dilakukan pengerukan, bila terjadi peningkatan permukaan air danau yang menggenangi pemukiman akan dilakukan pembangunan tanggul, penetapan sempadan danau dan badan danau, pembersihan sampah dan sebagainya.

"Penataan seperti ini tentu saja akan disesuaikan dengan karakter dari masing-masing danau, mempertimbangkan dampak ekologis, serta adanya keterpaduan penataan danau sebagai daerah pariwisata, olah raga air dan aktifitas ekonomi lainnya," pungkasnya. ids/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER