Staf Sekretariat DPRD Tabanan Nekat Gantung Diri

  • 26 September 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 5674 Pengunjung
ist
Tabanan, suaradewata.com - Seorang staf di Sekretariat DPRD Tabanan nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Staf yang diketahui bernama Ni Kadek Yulistyawati itu ditemukan gantung diri di kandang babi yang ada di rumahnya, Banjar Batuaji Kelod, Desa Batuaji, Kerambitan pada Minggu malam (25/9/2016).
 
Korban yang sehari-harinya bertugas  di ruang Fraksi PDI Perjuangan itu diduga nekat ulah pati lantaran frustrasi dengan persoalan hutang yang dihadapinya. 
 
Informasi yang diperoleh pada Senin (26/9/2016), korban ditemukan sudah gantung diri sekitar pukul 20.30 Wita. Korban sendiri sebetulnya sempat diberikan pertolongan medis di RS Tabanan karena saat ditemukan denyut nadinya masih ada. Namun, kenyataan berkata lain. Nyawa korban justru tetap tidak tertolong.
 
Masih menurut informasi yang diperoleh, korban  pertama kali ditemukan gantung diri oleh suaminya. Itupun setelah suami korban yang juga berstatus sebagai saksi menunggu kedatangan korban yang tidak kunjung kembali ke rumah. Sebab, sekitar pukul 20.00 Wita, korban mengaku hendak keluar rumah.
 
Setelah sekian lama pamitan, korban nyatanya tidak kunjung kembali. Dan, di saat yang sama, saksi mendengar bunyi yang ribut dari arah kandang babi. Setelah dicek, saksi justru mendapati istrinya sudah gantung diri.
 
Saksi kemudian berusaha minta tolong. Dan, karena denyut nadinya masih terasa, korban kemudian dilarikan ke RS Tabanan untuk mendapatkan pertolongan.
 
Soal motif, korban diduga nekat mengakhiri hidup lantaran frustrasi dengan persoalan hutang yang membelitnya. Pasalnya, sebelum insiden bunuh diri, korban sempat meminta uang kepada saksi sekitar Rp 100 juta.
 
Permintaan korban tersebut rupanya membuat saksi kaget. Karena, selama ini dirinya sebagai suami merasa sudah memenuhi kebutuhan korban. Belakangan diketahui, rupanya uang yang diminta korban hendak dipakai bayar hutang kepada seseorang di Marga yang semula Rp 35 juta kini membengkak karena berbunga sampai Rp 80 juta.
 
Selanjutnya, suami korban menanyakan BPKB miliknya dengan maksud untuk dijadikan jaminan pinjaman. Namun ternyata empat BPKB sepeda motor miliknya juga sudah digadaikan korban. Pun demikian dengan perhiasan emas miliknya ternyata sudah dijual. Itulah yang membuat saksi terus mendesak korban dengan mempertanyakan ke mana uang dari hasil gadai BPKB dan penjualan perhiasan tersebut.
 
Kapolsek Kerambitan Kompol I Gede Made Punia saat dikonfirmasi via telepon seluler membenarkan kejadian tersebut. Korban nekat bunuh diri disebabkan masalah hutang piutang.  
 
"Dugaan sementara, penyebabnya mungkin di dalam keluarga ada masalah. Ya mungkin masalah hutang piutang," ungkap Punia. ang/hai

TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER