Idul Adha, di Buleleng Bangkitkan Konsep “Menyame Braye”

  • 12 September 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2712 Pengunjung
suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com– Perayaan hari raya Idul Adha 1437 Hijriah di beberapa masjid di Kabupaten Buleleng berlangsung semarak. Perayaan Idul Adha kali ini wujud solidaritas umat muslim di bumi Panji Sakti dalam membantu masyarakat kurang mampu.

Seperti yang tergambar di kawasan Masjid Al-Ikhlas yang ada di kawasan Banjar Baingin Banjah, Desa Temukus. Menurut takmir masjid yang letaknya tepat di sebelah barat  wilayah Kota Singaraja yakni Hasirun, perayaan kali ini memotong hewan kurban sebanyak tiga ekor sapi dan delapan ekor kambing.

Pelaksanaan pemotongan hewan kurban berlangsung sekitar pukul 10.00 Wita dan mulai dibagikan kepada 315 Kepala Keluarga (KK) kurang mampu yang ada di sekitar masjid tersebut.

“Setelah pemotongan selesai, kami lalu bagikan kepada warga kurang mampu. Kebetulan selain kami juga ada Masjid Baiturahman juga yang turut melaksanakan pemotongan,” ujar Hasirun.

Kondisi yang sama pun berlangsung di kawasan masjid yang terletak kawasan perkotaan. Seperti halnya yang berlangsung di kawasan Jalan Jalak Putih, Kelurahan Banyuasri. Sekitar 15 ekor sapi dan 12 ekor kambing dipotong dan selanjutnya daging dibagikan kepada masyarakat kurang mampu serta yatim piatu.

Sebagaimana yang disampaikan Muhamad Hanif, pihak masjid Al Mujahidin yang terletak di kawasan jalan Jalak Putih sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Dimana, lanjut Hanif, sudah dilakukan pendataan terhadap sejumlah masyarakat kurang mampu untuk diberikan daging hewan kurban.

“Kami bagikan kepada 540 KK (Kepala Keluarga) setelah disembelih dan dagingnya dibagi sama rata. Ini merupakan sebuah wujud ungkapan syukur masyarakat yang memiliki rejeki lebih dan menyumbangkan untuk dibelikan daging kurban,” papar Hanif.

Menurutnya, fenomena hari raya yang berlangsung setiap tahun memang tidak jauh berbeda dengan pemotongan hewan kurban. Namun, lanjutnya, antusias masyarakat pada perayaan kali ini bukan hanya datang dari masyarakat yang beragama islam saja.

Hanif mengatakan, konsep “Menyame Braye” atau persaudaraan yang muncul kali ini betul-betul sangat dirasakan dengan sejumlah hewan kurban yang ternyata disumbangkan oleh masyarakat non-muslim. Sehingga, kata Hanif, semangat kekeluargaan yang kental di Buleleng betul-betul dirasakan seperti jaman dahulu.

Menurut Hanif, sebelum melakukan pemotongan pihaknya terlebih dahulu meminta kepada dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Buleleng untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan kurban. Sehingga, daging yang nantinya dibagikan akan diyakini tidak terinveksi virus membahayakan yang ada pada hewan kurban. adi/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER