Arya Wedakarna Jadikan Yadnya Massal di Bedha Sebagai Contoh

  • 06 Agustus 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4162 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com – Yadnya massal kembali digelar oleh Desa Pakraman Bedha yang ke dua kalinya sabtu (6/8/2016) di wantilan Desa Pakraman Bedha, Kecamatan Tabanan. Upacara ini diikuti dari 38 banjar adat yang ada diwilayah Desa Pakraman Bedha dan menghabiskan dana sekitar Rp 450 juta. 

Kegiatan yadnya massal ini terdiri dari empat upacara yakni upacara ngaben massal berjumlah 64 peserta, upacara ngelungah berjumlah 50 peserta, upacara metatah 30 peserta dan upacara nyambutin berjumlah 8 peserta. 

"Kegiatan ini mandat dari saba desa yang diadakan setiap 3 tahun sekali, total biaya hampir 450 juta, dananya berasal dari iuran per anggota dan sebagian besar subsidi dari LPD Bedha," ungkap Jero Bendesa Adat Desa Pakraman Bedha I Nyoman Surata. 

Dirinya menerangkan , beberapa prosesi kegiatan tersebut yang terlebih dahulu dilakukan upacara ngaben di setra Cengolo, setelah itu upacara mecaru di wantilan dan di rumah masing masing. Sehabis upacara ngaben dan mecaru baru dilaksanakan upacara metatah dan setelah itu upacara nyambutin.

"Pertama, pagi ngaben dulu di setra Cengolo, kedua mecaru di wantilan dan di rumah masing-masing setelah itu baru dilaksanakan upacara metatah, setelah metatah nyambutin," terang Surata. 

Dia menambahkan, setelah waktu lalu membangun prahyangan di wilayah Desa Pakraman Bedha, saat ini sudah waktunya membangun pawongannya. "Sekarang jangan lupa membangun manusianya melalui yadnya massal," imbuhnya. 

Dirinya menjelaskan, ada beberapa program Desa Pakraman Bedha selain yadnya massal yakni yayasan bergerak dalam bidang pendidikan, spritual dan kewirausahaan, tidak hanya itu rencana kedepan akan diusahakan usaha usaha yang potensial seperti pasar Desa Pakraman Bedha.

"Untuk bidang pendidikan Kita sudah punya Paud dan TK Hindu, untuk bidang spritual kita melaksanakan berbagai penataran agama baik anak muda maupun masyarakat berupa pasraman, untuk bidang wirausaha kita memiliki kolam mancing ikan," jelasnya. 

Presiden The Hindu Center of Indonesia yang juga senator DPD - RI Dr.Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh Desa Pakraman Bedha telah menggelar yadnya massal yang sudah menolong kaum marhen dengan baik dan merupakan suatu hal baru dalam upacara di Bali yakni penggabungan empat upacara yadnya. 

"Saya mendengar ada suatu hal yang baru dalam upacara massal, ada upacara metatah, ada juga upacara ngaben, ada juga upacara ngelungah, nyambutin dan juga dengan biaya yang sangat murah," ungkapnya Arya Wedakarna. 

Dia menerangkan, setelah membaca laporan panitia, itu merupakan hal yang bagus dan harus digetok tularkan ke seluruh Bali bahwa agama Hindu itu gotong royong, mudah dan tidak mahal.  Kedepannya akan menjadikan Desa Pakraman Bedha sebagai contoh untuk dibawa keseluruh Bali agar ada suatu semangat untuk tetap ajeg dalam beragama Hindu terutama mempertahankan tradisi bahwa mengefesiensikan bukan berarti menghilangkan tetapi menyederhanakan. 

"Ini revolusioner, untuk Bali pun harus banyak belajar karena tidak semua desa desa seterbuka ini, apalagi di sini gabungan dari semua wangsa, semua soroh bersatu padu, ini amazing," terangnya.

Dia menambahkan, setelah melihat prosesi upacara tersebut, agar dipertahankan, bagaimana memanagement masyarakat dengan baik apalagi sudah ada subsidi dan melihat biaya yang disampaikan untuk ukuran upacara sebesar ini sudah amat sangat terjangkau. 

"Saya dari komite tiga bidang agama dan budaya DPD RI, saya akan bawa ke seluruh Bali pun kalau ada upacara-upacara saya akan minta pembanding agar belajar di desa ini," imbuhnya. ang/hai

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER