Warga dan Seniman Bali Iringi Upacara Pengabenan Dolar

  • 16 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 9524 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Sehari setelah dilakukan prosesi penyiraman jenazah, jazad almarhum I Wayan Tarma alias Dolar,62, legenda drama gong dari Banjar Adat Sema Siladan, Desa Tamanbali, Bangli akhirnya diaben pada Sabtu (16/7/2016). Prosesi pengabenan almarhum Dolar berlangsung khusyuk dengan diantar puluhan keluarga dan ratusan warga setempat serta sejumlah seniman lawak Bali.

Sesuai pantauan, prosesi pengabenan seniman drama gong era tahun 1980-an hingga 1990-an itu, mulai dilakukan sekitar pukul 12.45 wita. Jenazah almarhum diusung dari rumah duka oleh puluhan keluarga bersama warga setempat. Jenazah almarhum selanjutnya ditempatkan ke dalam wadah berupa Jangoari yang menyerupai bade dengan ukuran yang lebih kecil untuk kemudian diarak menuju kuburan Setra Santi, Banjar Adat Sema, Siladan, yang jaraknya sekitar lima ratus meter dari rumah duka.  

Diiringi gamelan angklung, tampak raut wajah kesedihan masih menghiasi  keluarga besar Dolar termasuk warga setempat. Sebab, kepergian Dolar untuk selama-lamanya itu meninggalkan berbagai kenangan suka dan duka. Di mata masyarakat dan sesama seniman lawak Bali, sosok Dolar selain dikenal sebagai pemain drama gong juga dikenal sebagai salah satu pelopor perkembangan lawak Bali.

Salah satu seniman lawak Bali, Sang Ketut Arka yang lebih dikenal nama Perak, mengaku bahwa kepergian Dolar telah membawa duka yang mendalam bagi para seniman lawak di Bali. “Dolar adalah salah satu pelopor lawak Bali. Saya pribadi sangat dekat dengan almarhum dan sering duet. Saya benar-benar merasa kehilangan sosok almarhum,” ungkap Perak saat ditemui di Setra Santi, tempat jazad Dolar diaben.

Selama duet dengan almarhum, Perak juga mengakui sosok Dolar dalam dunia lawak Bali tidak akan pernah bisa digantikan. “Dolar adalah sosok yang sederhana dan tampil apa adanya. Itu yang membuat Dolar sangat dicintai masyarakat hingga kini,” jelasnya.

Disampaikan juga, sebelum Dolar terserang stroke, almarhum  sering berpesan kepadanya agar generasi muda bisa melestarikan seni lawak Bali. “Pesan Dolar sebelum sakit kepada saya, agar salah satu generasinya bisa mewarisi bakatnya itu. Selain itu, Dolar juga pernah menyampaikan keinginnnya, untuk membentuk suatu wadah untuk menghimpun para seniman lawak di Bangli untuk menghidupkan seni di Bali,” tegasnya.

Hanya saja, sebelum niat baiknya tersebut terwujud Dolar justru telah  mendahului menghadap sang pencipta. Seperti diketahui seniman legendaris drama gong I Wayan Tarma alias Dolar menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (9/7/2016) akibat penyakit stroke yang telah menggerogotinya sejak empat tahun. Almarhum meninggal, setelah satu jam mendapat perawatan di UGD RSU Bangli sekitar pukul 05.30 wita. Saat tiba di RSU Bangli, almarhum mengeluhkan muntah darah sebanyak dua kali dan berak dengan warna kehitam-hitaman. Karena penyakitnya itu, sebelum sempat menjalani rawat inap, Dolar pun dinyatakan meninggal dunia.

Lebih lanjut, karena hari kematian Dolar bertepatan dengan Tumpek Landep, untuk beberapa hari jenazah almarhum terpaksa dititipkan di kamar mayat RSU Bangli. Selanjutnya, prosesi penyiraman jenazah almarhum dilakukan pada hari Jumat (15/7/2016) sehari sebelum diaben. Diketahui, sebelum prosesi pengabenan dilakukan, sejumlah seninam lawak dan penyanyi Bali serta sejumlah pejabat Pemprov Bali dan Bangli telah banyak melayat ke rumah duka. ard/hai

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER