Kakak Terserang Stroke, Atap Dapur Terancam Jebol

  • 15 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3756 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com – Ujian hidup yang harus dilalui keluarga Ni Kompyang Parwati,46, warga Banjar Buahan Tengah, Desa Buahan, Tabanan seakan tiada habisnya. Di tengah perjuangan Kompyang Parwati merawat kakak kandungnya, Ni Ketut Sriadi,50, yang terkena stroke, kondisi rumahnya yakni dapurnya semakin hari semakin rusak dan atapnya terancam ambruk.

Alih-alih membenahi dapur yang sudah lima tahunan rusak tersebut, penghasilan Parwati sebagai seorang buruh garmen tidak mampu membiayai perawatan kesehatan kakaknya yang sudah satu setengah tahun menderita stroke. Karena di sisi lain, dia harus membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya serta kedua anaknya.

Saat dijumpai pada Jumat (15/7/2016), Parwati menuturkan, bahwa kakaknya mengalami stroke sejak satu setengah tahun lalu. Hampir sebagian besar bagian tubuh Sriadi di sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Ini membuat Sriadi harus menghabiskan hari-harinya di tempat tidur saja. Termasuk makan, mandi, dan buang air.

"Sudah kurang lebih satu setengah tahun kakak saya menderita stroke. Pas makan pelan-pelan. Dan, kalau mau buang air di kamar. Buang air besar juga di kursi. Apa-apanya (seluruh aktivitas) di kamar semua," jelasnya.

Sejak divonis stroke, Sriadi sebetulnya sudah beberapa kali menjalani pengobatan di Rumah Sakit Tabanan. Bahkan, kakak kandungnya yang melajang itu sempat seminggu menjalani rawat inap atau opname.

Namun, kondisi kakak kandungnya itu tidak kunjung pulih. Seminggu menjalani rawat inap, kondisinya tidak menunjukkan perubahan. Sriadi pun akhirnya diajak pulang dan menjalani pengobatan secara niskala sebanyak empat kali.

"Karena sudah tidak ada biaya lagi, untuk sementara pengobatannya tidak lanjut,” imbuhnya.

Di sisi lain, istri dari I Gusti Putu Bilawa,38, ini juga harus berhadapan dengan persoalan rumahnya yang mulai rusak. Salah satu bangunan pentingnya yakni dapur sudah lima tahun terakhir ini mulai rusak. Bahkan, atapnya terancam jebol. Di sisi lain, penghasilan suaminya sebagai seorang tukang bangunan tidak mencukupi untuk melakukan perbaikan. Sekalipun keahlian itu ada pada suaminya.

Di tengah kondisi yang serba sulit itu, Parwati berharap pemerintah bisa membantu meringankan beban hidupnya. Terutama untuk membiayai perawatan kesehatan kakaknya yang terserang stroke.

Sementara itu, Kelihan Dinas Buahan Tengah, I Komang Gede Suriawan menuturkan, selama ini penderita stroke belum memanfaatkan layanan dari pemerintah. Karena, selama ini langsung berobat ke dokter pribadinya.

"Sebetulnya, itu tergantung pihak keluarganya. Kalau dia memang memanfaatkan dari layanan pemerintah harus memakai Jaskesmas, bahwa dia katanya langsung ke dokter pribadi otomatis dia kan membayar mungkin lebih besar dari layanan pemerintah," tuturnya. 

Dia juga menambahkan mungkin layanan dari pemerintah selama ini belum optimal, itu sebabnya masyarakat enggan memanfaatkan Jaskesmas dan membuat dilema pihak desa karena masyarakat ingin pelayanan yang lebih bagus. 

"Mungkin layanan dari pemerintah tidak maksimal kepada masyarakat, mungkin merasa enggan untuk memanfaatkan Jaskesmas karena keinginan berobat ke dokter pribadi makanya jadi dilema pemerintah desa, masyarakat pingin layanan bagus, sedangkan dengan KK miskin dengan Jaskesmas itu kan kemungkinan layanannya kurang," imbuhnya.

Sedangkan, terkait dengan kondisi rumah Parwati, pihak banjar sejatinya sudah mengusulkan ke pemerintah. Sayangnya, sampai sekarang belum ada respon sama sekali.

"Memang sudah dari dulu. Sudah beberapa kali pengajuan dan beberapa kali juga disurvei. Tapi, sejauh ini tidak terealisasi,” ujarnya.

Karena itu, dia berharap ke Pemkab Tabanan agar bisa membantu rakyatnya secara optimal karena banyak warga miskin dan hunian yang tidak layak di Banjar Buahan Tengah.

"Harapan saya selaku kelian dines yang mempunyai banyak KK miskin, banyak hunian tidak layak, agar Pemkab bisa membantu rakyatnya semaksimal mungkin untuk membantu ya biar tidak kehujanan dan layak huni," harapnya. ang/hai

 

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER