Kematian Warga Lokapaksa Korban Penembakan Oknum Polisi Masih Misteri

  • 11 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 5438 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Kematian Komang Jeneng (42) warga Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, yang ditembak mati oleh oknum polisi di Polsek Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, Polres Buleleng melalui Kasat Narkoba yakni AKP Made Agus Dwi Wirawan mengatakan, korban tidak masuk daftar jaringan penyalahgunaan narkotika.

“Tidak ada kaitan dengan narkoba (Komang Jeneng). Tadi teman-teman di Polsek Seririt yang memeriksa. Dari hasil pemeriksaan dan tadi saya berbicara dari hasil pemeriksaan di Polsek Seririt. Mungkin lebih lengkap tanya ke Kapolsek Seririt,” ujar Agus, Senin (11/7).

Hal tersebut disampaikan terkait dengan sejumlah isu terkait kepergian Komang Jeneng ke Greenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, yang diduga melarikan diri dari kejaran polisi akibat dijadikan target operasi Satnarkoba Polres Buleleng.

Terlebih berdasarkan keterangan Perbekel Lokapaksa, I Wayan Ariadi, yang sebelumnya mengatakan, sempat diinformasikan hasil tes urine yang disampaikan pihak Polsek Genteng melalui saluran telepon seluler ketika dirinya kembali ke Bali membawa jenazah warganya dengan ambulance (4/7/2016). Sejumlah fakta aneh lainnya yakni terkait tes urine yang dilakukan pasca kematian Jeneng. Yang hal tersebut dilakukan setelah Ariadi meminta kepada pihak Polsek Genteng terkait riwayat korban yang tidak pernah menderita sakit jiwa dan disebut mengamuk hingga melukai warga.

Padahal, dari fakta kondisi tubuh korban yang sudah meninggal dunia pun tidak ditemukan bekas luka bedah pada bagian kantung kemih untuk mengambil urine yang tidak mungkin dikeluarkan dengan cara normal ketika seorang manusia masih dalam kondisi hidup.

Selain itu, berdasarkan pengakuan istri korban yakni Suryani (41), mengatakan ada sejumlah keterangan aneh yang didapatnya dari rekan Jeneng yang bernama Sidang dan sebelumnya mengajak suaminya ke Jawa (1/7/2016) sekitar pukul 21.00 Wita. Yang menurut keterangan Suryani saat menanyakan kepada Sidang, bahwa Jeneng disebut sempat menendang nendang saat berada dalam mobil untuk meminta diturunkan akibat ingin kencing.

Dan ketika diturunkan di perbatasan antara daerah Gleenmore dan daerah Genteng, Jeneng disebut lari sehingga sempat dicari oleh Sidang bersama rekan lainnya yang ada dalam mobil dengan melibatkan warga di sekitar tempat itu.

Menurut keterangan Suryani, ia beserta keluarga pun menemukan bekas luka lebam pada bagian wajah korban serta kondisi perut membesar yang dilihat saat Jeneng di foto di ruang jenazah salah satu rumah sakit di Kabupaten Banyuwangi.

Sebelumnya diberitakan, Komang Jeneng dikabarkan sempat diamankan di pos pengamanan arus mudik lebaran di kawasan Genteng oleh seorang anggota polsek setempat bernama Ketut Ariasa. Yang pengamanan tersebut dilakukan pasca Jeneng yang masih hidup ditemukan oleh warga dalam kondisi telanjang.

Ketika aplusan atau pergantian petugas jaga di pos pengamanan tersebut, seorang anggota kepolisian yang tidak diketahui identitasnya kemudian mengatakan Jeneng sempat berupaya melakukan percobaan bunuh diri serta mengamuk dan melukai seorang warga dengan sebilah pisau.

Berdasarkan keterangan Ariadi yang didapat dari pengakuan pihak Polsek Genteng, korban Jeneng sempat diborgol saat berupaya melakukan percobaan bunuh diri. Dan ketika ingin kencing, bogrol tersebut dilepas kemudian Jeneng pun diketahui mengamuk dan melukai warga.

Bukan hanya itu, ditemukannya uang sejumlah Rp8 juta diatas jenazah Komang Jeneng ketika dibawa pulang ke Desa Lokapaksa tanpa diantar satupun anggota Polsek Genteng cukup menimbulkan tanda tanya besar. Hal itu terkait dengan tidak ada satu pun anggota Polsek Genteng yang memberikan penjelasan kepada pihak keluarga almarhum serta uang yang nilainya lumayan banyak itu disebut sebagai bentuk ucapan berduka cita atas tewasnya Jeneng usai dihadiahi timah panas pada bagian perut sebelah kiri.

Bahkan, alasan penembakan dengan dalih pembelaan terpaksa (Noodweer) yang dilakukan dengan menembak Jeneng yang dikabarkan sempat mengamuk dan melukai warga pun belum pernah di uji kebenarannya didepan sidang peradilan umum pasca peristiwa yang menewaskan bapak lima anak dari Desa Lokapaksa itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpunsuaradewata.com, Komang Jeneng dikenal sebagai tukang pasang taji atau senjata untuk ayam aduan di arena judi sabung ayam kawasan Kecamatan Seririt. Sedangkan istrinya berjualan makanan serta minuman di arena judi sabung ayam tempat suaminya bekerja.

Terkait dengan penyelidikan yang dikabarkan sempat dilakukan oleh Kapolsek Seririt, AKP AA Wiranata Kusuma, ternyata belum berhasil dikonfirmasi. Telepon selulernya pun tidak aktif ketika coba dihubungi oleh suaradewata.com. (adi/gus)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER