DPRD Bali Kecewa, Calon KPPAD Terancam Diseleksi Ulang

  • 01 Juni 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3768 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com – Panitia Seleksi (Pansel) Calon Anggota Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali telah meloloskan delapan calon komisioner. Kedelapan calon komisioner ini nantinya akan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) oleh Komisi IV DPRD Bali.

Namun demikian, nasib kedelapan calon komisioner yang dinyatakan lolos seleksi oleh pansel ini ternyata belum aman. Pasalnya, Komisi IV DPRD Bali justru kecewa terhadap kinerja pansel.

"Kalau ternyata hasil uji kelayakan dan kepatutan tidak sesuai dengan harapan kita, tentu kita akan kembalikan lagi sama gubernur untuk melakukan perekrutan ulang," kata Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta, usai pertemuan antara Komisi IV dengan Pansel Calon Anggota KPPAD Bali di Gedung Dewan, Rabu (1/6/2016).

Dalam rapat tersebut, Parta dan sejumlah anggota Komisi IV DPRD Bali, tampak kecewa dengan hasil kerja pansel. Kekecewaan tidak saja menyangkut proses seleksi yang dilakukan pansel, namun juga terkait nama-nama yang lolos dan sudah diumumkan ke publik.

Apalagi, masih ada satu tes lagi yang akan dilakukan pada 6 Juni nanti. "Ini tes kan belum klir, kok nama-nama yang lolos sudah dilempar ke masyarakat untuk uji publik? Ini kan sangat tidak wajar," tandas Parta yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Bali.

Nama-nama calon komisioner yang dinyatakan lolos oleh pansel terdiri dari delapan orang. Mereka adalah Eka Shanti Indra Dewi, Ni Luh Gede Yasmini, I Made Ariasa, AA Sagung Anie Asmoro, I Nengah Selamet, Dr. Dra. Gayatri, Ketut Anjasmara, dan AA Gde Indrawan Diputra.

Anggota Komisi IV DPRD Bali pun mempertanyakan latar belakang para calon komisioner yang lolos ini. Dalam pandangan para wakil rakyat, sebagian besar calon komisioner tidak pernah bersentuhan dengan kegiatan perlindungan anak. "Kami juga mempertanyakan kenapa yang diumumkan ke publik hanya nama. Kalau hanya nama, siapa orang yang tahu," kata Parta.

Ia juga menilai, pansel tidak cermat dalam melihat latar belakang yang mendaftar. "Tiba-tiba menulis tokoh pemerhati anak. Padahal sama sekali tidak bersentuhan dengan perlindungan anak," tuding politisi PDIP asal Gianyar ini.

Ia juga mengacu kecewa dengan tokoh-tokoh LSM pemerhati anak yang selama ini bersuara lantang. "Ketika kami sediakan panggung malah tidak ada yang daftar. Ke mana mereka yang selama ini teriak tentang perlindungan anak?" ucapnya. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER