Kontrak Habis dan Cemari Lingkungan, Pabrik Aspal Ditutup Warga

  • 25 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4800 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com -Sebuah pabrik aspal milik PT Dayu yang berada di Banjar Semaja, Desa Bengkel Sari, Kecamatan Selemadeg Barat diutup paksa oleh warga setempat. Pasalnya pabrik tersebut menurut warga disamping mencemari lingkungan, masa kontraknya juga sudah berakhir pada akhir 2015 lalu.

Bendesa Adat Semaja, I Nengah Suardana Yasamengatakanpabrik aspal milik PT Dayu kontraknya habis pada juli2015.Namun karena PT Dayu masih memiliki proyek jalan di Daerah Tabanan maka pada saat itu kontraknya diperpanjang dari bulan agustus sampai bulan desember 2015. " Karena mereka masih memiliki proyek jalan di Tabanan khususnya  di Daerah Selemadeg Barat, maka kita kasi perpanjangan sampai desember 2015, dengan catatan habis itu langsung ditutup" ungkap Bendesa Adat Semaja, I Nengah Suardana Yasa, rabu (25/5).

Namun Januari 2016 hingga April 2016 tidak ada konfirmasi dari pihak pabrik. Memang kata dia tidak ada memproduki aspal namun ada penimbunan material ke pabrik. Setelah itu pada tanggal 14 april pihak Banjar Adat mengirim surat ke pihak pabrik, namun tidak digubris tidak ada tindak lanjut. " Tanggal 14 april kemarin tiang surati pihak pabrik tapi tidak ada tindak lanjut. Namun ada informasi yang berkembang bahwa pabrik tersebut mau memproduksi aspal lagi, di dengar oleh masyarakat akhirnya ditutup. Jalan masuk ke proyek disegel, yang menutup masyarakat dengan memakai drum bekas aspal" jelasnya.

Menurut Suardana Yasa, saat ini masyarakat menuntut agar Pabrik Aspal milik PT Dayu tersebut ditutup selain karena kontraknya habis, pabrik tersebut juga menimbulkan polusi dan mencemari lingkungan. " Pada intinya masyarkat menginginkan agar pabrik tersebut ditutup. Selain karena polusi berupa debu juga limbah berupa oli dibuang ke sungai yang sangat mencemari perairan, karena air tersebut digunakan oleh petani untuk mengairi sawah. Selain itu juga disini bukan daerah industri ya tidak cocok, karena disini daerah pertanian" jelasnya.

Dari pantaun di pabrik, pintu masuk ke proyek terlihat dipasang police line dan terlihat sejumlah karyawan nampak sibuk membongkar peralatan yang ada dipabrik. Salah satu karyawan yang tidak mau dikorankan namanya mengatakan, jumlah karyawan yang ada di pabrik sebanya 10 orang, sampai saat ini masih tetap bekerja meski tidak ada pekerjaan." Karyawan tidak diliburkan, kita disuruh tetap kerja meskipun tidak ada pekerjaan, sambil menunggu keputusan mau ditutup apa dijinkan beroprasi lagi " ujarnya.ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER