Penguatan Perbatasan, Perkokoh NKRI

  • 07 April 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4152 Pengunjung
suaradewata.com

Opini, suaradewata.com-Pemerintah Indonesia tengah gencar meningkatkan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari pembangunan jalan, transportasi, dan infrasturktur lainnya. Seperti pembangunan Tol Trans Sumatera hingga Jalur Rel Kereta Api di Papua dan Sulawesi. Di mana sudah menjadi rahasia umum bahwa pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu yang tidak singkat, akan tetapi tentunya bermanfaat untuk jangka panjang bagi perekonomian dan masyarakat.

Presiden Jokowi sendiri sudah berulang kali menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas dalam rencana pembangunan pemerintah karena dampak berantai yang dihasilkannya. Tidak terkecuali pembangunan dan penguatan infrastruktur di wilayah perbatasan dan pulau terluar, seperti di Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi akan mempercepat laju pertumbuhan di daerah perbatasan yang selama ini mengalami ketertinggalan dengan diselaraskan pada program transmigrasi, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk memperkuat negara dari pinggiran atau perbatasan.

Langkah untuk membangun daerah perbatasan ini pun dimulai dari tahap pemetaan beberapa kawasan transmigrasi baru. Seperti pernyataan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Marwar Jafar pada 13 Februari 2016 lalu di Jakarta, Ia menyatakan bahwa tahun ini pihaknya sedang memetakan beberapa kawasan transmigrasi baru. Kawasan ini nantinya akan dibangun pemukiman, infrastruktur jalan dengan fasilitas-fasilitas dasar. Mulai dari puskesmas hingga sekolahan.

Mendes PDTT, Marwan Jafar juga menyatakan bahwa daerah yang siap dilakukan pembangunan saat ini adalah pulau Kalimantan, yakni sepanjang perbatasan dengan Malaysia. Ia menambahkan bahwa konsep transmigrasi kali ini, peserta transmigrasi akan dipilih dari penduduk desa satu wilayah, jadi tidak mendatangkan penduduk dari pulau Jawa karena akan lebih cocok dan cepat beradaptasi dengan lingkungan di wilayah transmigrasinya dan kemungkinan besar program berhasil lebih besar.

Namun terkait wilayah lain, pihaknya mengaku bahwa wilayah potensial lainnya masih belum bisa dijamah. Misalnya wilayah Papua. hal tersebut karena adanya peraturan daerah yang melarang Papua sebagai tujuan transmigrasi. Padahal, Kementerian Pertanian sudah menawarkan satu juta hektar lahan pertanian di Papua, dan sebagai tahap pertama pemerintah berencana menggarap 30 ribu hektar. Namun sampai sekarang pun program tersebut belum bisa dilakukan.

Padahal apabila pembangunan di daerah-daerah tersebut, seperti Papua dapat terlaksana, hal ini tentu dapat membuat pemerataan penduduk serta ekonomi di Indonesia. Di sini lah pentingnya sinergitas pemerintah daerah dan masyarakat daerah itu sendiri, di mana diharapkan dapat mendukung program-program transmigrasi dalam rangka penguatan daerah perbatasan dan daerah yang terisolir.

Pembangunan infrastruktur yang baik akan meningkatkan kredibilitas pemerintah, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor dalam berinvestasi terutama di luar pulau Jawa. Dengan adanya kepercayaan dari investor ini, akan ada arus uang atau modal masuk ke Indonesia, sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah perbatasan. Hal ini tentunya diharapkan dapat berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sehingga dapat tercipta pemerataan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat disetiap wilayah NKRI.

Selain itu, jika berbicara mengenai penguatan wilayah perbatasan, tidak hanya sebatas pembangunan infrastruktur saja. Selain infrastruktur seperti jalan dan instalasi lainnya dalam rangka meningkatkan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan, pendidikan menjadi salah satu unsur yang juga sangat diperhatikan oleh pemerintah sebagai upaya mencerdaskan anak bangsa. Dengan peningkatan lembaga pendidikan di perbatasan ini,diharapkan dapat menjaga eksistensi keindonesiaan itu sendiri. Penanaman pemahaman cinta Tanah Air, sikap ramah, santun, selalu menjunjung tingggi martabat dan harkat kemanusiaan melalui lembaga pendidikan menjadi penting bagi wilayah-wilayah perbatasan yang berdekatan dengan wilayah tetangga. Hal ini karena wilayah-wilayah perbatasan menjadi etalase terluar Indonesia yang harus menjadi cerminan dari bangsa Indonesia. Untuk itu daerah terluar ini, sudah semestinya memiliki unsur-unsur yang mewakili Indonesia pada umumnya.

Dengan adanya pemahaman atau kesadaran bersama tentang pentingnya sinergitas pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, serta pemahaman tentang pentingnya pembangunan infrasrtuktur dan instalasi pendukung lainnya dalam rangka penguatan di daerah perbatasan, akan berdampak pada kelancaran proyek pembangunan di lapangan, yang pada akhirnya dapat mensejahterakan dan mencerdaskan  masyarakat di wilayah itu sendiri.

Paradigma pembanguan di daerah perbatasan memang harus mengalami perubahan,  daerah perbatasan harus menjadi pintu terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan memberdayakan masyarakat di perbatasan, dengan demikian secara tidak langsung hal ini juga akan memperkokoh NKRI.

Iboy Sandi, Pengamat Internasional


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER