Krisis Air Bersih Landa Kota Bangli

  • 02 Maret 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4061 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com  - Lebih dari sepekan terakhir,warga Kota Bangli dan sekitarnya justru mengeluhkan dilanda krisis air bersih. Krisis air bersih yang melanda daerah yang notabene kawasan penyangga air di Bali ini, terjadi karena jaringan tranmisi pipa PDAM mengalami kerusakan dan tak kunjung tuntas bisa diperbaiki. Anehnya, PDAM selama ini justru tidak pernah melakukan sosialisasi. Karena itu, masyarakat pun semakin geram dan sangat menyayangkan kinerja PDAM yang dituding buta dan tuli terhadap keluhan masyarakat. Terlebih selama air PDAM mati, bantuan air bersih yang diharapkan masyarakat tidak pernah dilakukan. “PDAM bisanya hanya menaikkan tarif. Kalau masyarakat terlambat membayar tagihan langsung didenda. Sebaliknya, saat air mati seperti ini, justru tidak pernah dilakukan perbaikan,” ungkap Ketut Gantiyasa salah seoarang warga dusun Sidembunut, Keluarahan Cempaga Bangli saat ditemui Rabu (02/3).
 
Dijelaskan, air PDAM dirumahnya telah padam sejak seminggu lalu. Dampaknya, masyarakat setempat terpaksa berbondong-bondong mencari air bersih ke pemandian di Tamansari yang letaknya berada diujung timur dusun. Bahkan, sebagian masyarakat lain, ada yang membeli air bersih untuk keperluan sehari-hari dengan harga mencapai ratusan ribu per tangki. “Kinerja dan pelayanan PDAM mesti ditingkatkan lagi. Jangan cuma bisa melakukan tagihan saja. Kalau sudah tahu masyarakat mengalami krisis air karena ada kerusakan, semestinya diberikan bantuan air bersih,” sebutnya.  
 
Hal yang sama juga disampaikan A A Gede Sutresna, warga yang tinggal dilingkungan Brahmana Bukit, Bangli. Kata dia, persoalan air PDAM dirumahnya bahkan telah terjadi sejak sebulan terakhir. Awalnya, kata dia, PDAM melakukan sistem giliran untuk pendistribusian air ke rumah-rumah. “Saat itu air dirumah saya hidup pada malam hari saja.  Itu pun alirannya sangat kecil sekali, seret,” sesalnya. Kondisinya kian parah, karena saat ini justru saluran PDAM ke rumahnya juga ikut mati. “Ini kan aneh, saat hujan seperti ini masyarakat dibiarkan kekurangan air bersih. PDAM jangan hanya mengejar untung saja, tanpa memperhatikan kondisi di masyarakat ,” tegasnya.
 
Bahkan pria yang akrab disapa Gung Suli ini, berkeyakinan jika PDAM serius menangani kerusakan tersebut, persoalan krisis air bersih yang melanda warga Kota Bangli tidak akan berlarut-larut terjadi seperti ini. “Kalau memang PDAM serius melakukan perbaikan, saya rasa krisis air bersih ini bisa cepat ditangani. Selama ini, banyak alasan yang disampaikannya,” tegasnya. Karena itu, dia mengingatkan kepada PDAM, dalam kondisi debit air yang kecil,  layanan sambungan baru mestinya dibatasi. “Sekarang yang terjadi, debit air sudah kecil, layanan sambungan baru justru terus dilayani, hanya untuk mengejar target saja,” sesalnya.
 
Secara terpisah Direktur PDAM Bangli, I Wayan Gede Yuliawan Askara melalui Kepala Bagian Teknis Wayan Rudiantara menjelaskan seretnya aliran air ke wilayah Kota Bangli, disebabkan karena adanya kerusakan pipa transmisi di sumber mata air Jangkaan dan Gamongan, desa Kayubihi sepanjang 108 meter. “Saat ini kerusakan yang terjadi sedang diperbaiki,” ungkapnya. Kerusakan tersebut diakui terjadi sejak Sabtu lalu.
 
Dia juga menegaskan, perbaikan tersebut ditargetkan rampung Kamis (03/3). “Kalau misalnya tidak hujan, hari ini sebenarnya bisa selesai perbaikannya. Tapi, karena hujan, kami targetkan sampai besok (Kamis-red) selesai,” ungkapnya. Lebih lanjut, menyikapi keluhan krisis air bersih, pihaknya mengaku sudah memberikan pelayanan mobil tangki. “Warga dilingkungan Kota yang kesulitan air bersih sekitar 60 persen. Tapi itu, sudah kami tangani dengan mendistribusikan air bersih menggunakan mobil tangki,” pungkasnya. ard

TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER