Masyarakat Bali Deklarasikan Bung Karno Bapak Bangsa

  • 28 Juni 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3949 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Ribuan masyarakat Bali mendeklarasikan Bung Karno Bapak Bangsa di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Sabtu (27/6) malam. Deklarasi ini dilakukan oleh tokoh-tokoh yang terdiri dari kalangan politisi, akademisi, tokoh agama, tokoh adat, hingga tokoh muda.


Deklarasi tersebut digelar dalam acara Sarasehan Nasional dan Deklarasi Bung Karno Bapak Bangsa. Kegiatan yang bertujuan membangkitkan memori kolektif tentang Bung Karno ini merupakan puncak Bulan Bakti Bung Karno, yang dilaksanakan PDIP selama bulan Juni 2015.

Sebelum deklarasi dilakukan, berbagai suguhan seputar Bung Karno dipentaskan. Seperti Lagu Bung Karno Bapak Bangsa, pemutaran film dokumenter tentang Bung Karno, pembacaan puisi tentang Bung Karno, hingga pidato tentang Bung Karno.

Selain itu, sejumlah tokoh juga menyampaikan testimoni dan pandangan terkait sosok dan perjuangan Bung Karno. Dari seluruh testimoni dan pandangan tersebut, semuanya secara tegas menyatakan bahwa Bung Karno layak ditahbiskan sebagai Bapak Bangsa.

"Kalau ada yang meragukan jasa dan perjuangan Bung Karno, maka itu sangat keliru," ujar guru besar Universitas Udayana Prof Yohanes Usfunan, saat memberikan pandangan dari sisi hukum tata negara tentang Bung Karno sebagai Bapak Bangsa.

Menurut pakar hukum tata negara itu, Bung Karno sudah sangat layak untuk mendapatkan julukan Bapak Bangsa. Sebab untuk mendapatkan julukan tersebut, Bung Karno sudah memenuhi tiga syarat utama, yakni selaku pejuang kemerdekaan, perintis negara serta pendiri negara.

"Dengan demikian maka tidak ada pilihan lain kecuali MPR RI secepatnya bersidang untuk menetapkan Bung Karno sebagai Bapak Bangsa dalam satu Ketetapan MPR, dan juga menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila," tegas Prof Usfunan.

Hal tak jauh berbeda dilontarkan Widminarko, sesepuh nasionalis Bali, dalam testimoninya. Menurut dia, memang ada begitu banyak tokoh nasional yang sama-sama berjuang dengan Bung Karno. Namun, hanya Bung Karno yang layak dinobatkan sebagai Bapak Bangsa karena perjuangan dan jasa-jasanya.

Dalam perjuangan sebelum kemerdekaan, Bung Karno harus ke luar masuk penjara. Selain itu, Bung Karno juga mencetus ajaran marhaenisme dan pemikiran Tri Sakti. "Bung Karno juga tampil sebagai inspirator perjuangan, pelaku sejarah, arajan-ajarannya masih relevan. Beliau juga Proklamator Kemerdekaan, jadi sangat layak menjadi Bapak Bangsa," kata Widminarko.

Sedangkan Anggota DPD RI IGN Arya Wedakarna, dalam pandangannya mengatakan, Bung Karno memang layak dinobatkan sebagai Bapak Bangsa. Hanya saja menurut dia, perjuangan untuk menjadikan Bung Karno Bapak Bangsa tidaklah ringan.

"Ini perjuangan berat. Sebab negara ini masih banyak yang anti Pancasila, yang anti Bung Karno. Dan, tidak semua anggota MPR RI sejalan dengan perjuangan ini," ujar Wedakarna.

Adapun Asvi Warman Adam, sejarawan ahli peneliti utama dari LIPI, pada kesempatan tersebut banyak mengupas tentang perjuangan hingga gagasan Bung Karno. Bahkan Asvi membeberkan bagaimana pemerintahan Orde Baru, dengan sangat rapi menghilangkan berbagai hal yang berhubungan dengan Bung Karno. 

Ia berpandangan, dengan segala hal yang dilaluinya, maka tidak diragukan lagi bahwa Bung Karno layak sebagai Bapak Bangsa. Layak, karena ada tiga jasa besar Bung Karno bagi bangsa ini. Pertama, memperjuangakan dan memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Kedua, memperjuangkan kemerdekaan terirorial 100 persen dengan kembalinya Irian Barat pada 1 Mei 1963. Ketiga, mencetuskan Pancasila, bukan saja sebagai dasar negara dan sumber hukum, namun juga petunjuk arah bagi kehidupan bangsa. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER