Tiongkok Diminta Bantu Investasi Infrastruktur di Bali

  • 08 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 4080 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Sejumlah pengusaha dari Tiongkok, bertandang ke Bali untuk menghadiri Seminar Promosi Investasi Wilayah Konjen Republik Rakyat Tiongkok, di Denpasar, Jumat (8/5). Mereka didampingi Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Hu Yinquan.


Di hadapan Hu Yinquan dan para pengusaha Tiongkok ini, Pemprov Bali meminta para pengusaha untuk membantu investasi pembangunan berbagai infrastruktur di Bali. Ini sangat penting, sebagai bagian dari upaya pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

"Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali, sangat penting penyediaan infrastruktur yang memadai, seperti fasilitas jalan, listrik, air dan sebagainya, yang baik," ujar Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Bali Ketut Wija, dalam seminar tersebut.

Dengan adanya infrastruktur yang baik, kata dia, maka wisatawan dapat dengan mudah menjangkau destinasi yang dituju. Sedangkan tanpa infrastruktur yang memadai, kepariwisataan Bali dapat menimbulkan kesan yang kurang baik.
"Memang kunjungan wisatawan ke Bali sejauh ini selalu meningkat, hampir 11 juta jiwa pertahun. Untuk 2014 saja, kunjungan wisatawan asing lebih dari 3,7 juta jiwa dan wisatawan domestik lebih dari 6,9 juta jiwa," papar Wija.

Khusus untuk kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali pada 2014, lebih dari 600 ribu jiwa atau meningkat 51 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ia berharap, pada 2015 ini kunjungan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu dapat menembus angka 1 juta jiwa.

Menurut Wija, untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Bali, sejauh ini masih dihadapkan pada beberapa kendala. Seperti persoalan keamanan, penanganan dan pengelolaan sampah, serta kemacetan lalu lintas.

"Jadi, sangat kami harapkan saran-saran dan investasi dari pengusaha Tiongkok untuk membantu menyelesaikan permasalahan itu," tutur Wija.

Sementara Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar Hu Yinquan, mengatakan, lewat seminar tersebut maka perusahaan dari Tiongkok lebih mengenal potensi dari Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, dapat dijalin kerja sama antara ketiga daerah itu dengan Tiongkok.

"Jika infrastruktur kurang berkembang, memang akan berpengaruh terhadap lemahnya daya saing Indonesia," ujar Yinquan.

Pengusaha dari Tiongkok, menurut Yinquan, memiliki keunggulan di bidang pendanaan dan teknologi. "Dan itu yang selama ini justru menjadi kelemahan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," pungkasnya.

Acara seminar itu dihadiri oleh Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Ketua China Chamber of Commerce in Indonesia Liu Haosheng, perwakilan bupati dan wali kota se-Bali. Sementara Gubernur dan Wakil Gubernur Bali justru tak terlihat hadir dalam seminar ini. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER