Premium Diganti Pertalite, Sopir Trans Serasi Pasrah

  • 22 April 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4617 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Rencana pemberlakuan penggunaan pertalite sebagai pengganti premium pada bulan Mei mendatang membuat para sopir angkot was-was. Pasalnya biaya yang akan digunakan untuk membeli bahan bakar meningkat mengingat harga pertalite lebih mahal dari premium. “tentunya kami was-was pasalnya harga pertalite kami dengar lebih mahal dari premium,” ucap para sopir angkot trans serasi yang merupakan angkutan siswa di Tabanan Rabu, (22/4).

Kebanyakan dari mereka mengaku pasrah akan diberlakukan aturan itu, pasalnya mereka sebagai rakyat kecil tidak bisa berbuat apa selain menerima. "Mau gimana lagi, kami pasrah,” ucap Wayan Suriana salah satu sopir trans serasi jurusan Dadakan – Taman Sekar – Kediri yang mengaku penghasilan kotor dalam sehari hanya berkisar antara Rp142 ribu hingga Rp150 ribu. Sementara untuk beli bensin jenis premium mereka harus merogoh kocek sekitar Rp. 76.000 perhari. “Rata-rata perhari kami menghabiskan bensin 10 liter, harga bensin jenis premium Rp 7.600 per liter, perhari saya dapat Rp 150 ribu dikurang beli bensin, sisanya sekitar Rp. 74.000 belum untuk makan,” bebernya. Dengan akan digunakannya Pertalite yang harganya lebih mahal dibandingkan premium tentunya penghasilan mereka akan jauh berkurang.

Hal senada diungkapkan oleh supir Trans Serasi lain, Wayan Pintra asal Banjar, Pande, Kediri, Tabanan, dia menyatakan, tidak dapat berbuat banyak. Pasalnya informasi yang didapat bahwa harha pertalite per liternya menyentuh angka Rp. 8.300. "Sebagai orang kecil kami hanya ngikut aja, jika pertalite yang harganya berkisar di angka Rp 8.300 penghasilan pasti berkurang," terangnya.

Dari Pihak Pemkab Tabanan yakni, PPTK Angkutan Trans Serasi, I Gusti Bagus Satriadi menerangkan, pihaknya tidak bisa melakukan apa-apa karena terkait dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah kewenangan pusat dan penghasilan supir Trans Serasi sudah diatur dalam kontrak berkisar antara Rp 150 hingga Rp142 ribu termasuk ongkos bahan bakar sesuai dengan trayek. "Nilai kontrak selama setahun sekitar 30 miliar lebih untuk 70 armada, dan nilainya tidak mengikuti harga BBM," ujarnya. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER