Sidak UN, Komisi II Temukan Krisis Air

  • 13 April 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2425 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com– Krisis air bersih tidak hanya melanda warga di wilayah pegunungan Kintamani saja. Tak kecuali, SMAN 1 Kintamani yang berlokasi di Desa Bayung Gede, Kintamani selama ini juga mengeluhkan kesulitan air bersih. Untuk keperluan toilet, pihak sekolah terpaksa membeli air hingga ratusan ribu rupiah setiap minggunya. Kondisi ini terjadi akibat minimnya pasokan air dari PDAM.

Demikian terungkap saat kalangan Komisi II DPRD Bangli melakukan monitoring pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Senin (13/04/2015). Saat monitoring yang dipimpin langsung Wakil Ketua DPRD Bangli, Komang Carles, selain mengecek kesiapan para siswa mengikuti UN, pihak sekolah justru lebih banyak mengeluhkan persoalan air bersih. Disebutkan, selama ini SMAN 1 Kintamani menjadi sekolah yang sangat sulit mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi keperluan toilet guru maupun siswa, pihak sekolah terpaksa membeli air dalam truk tangki. “Karena sulit mendapat air, sekolah selama ini terpaksa beli air dua truk setiap minggu. Jadi keperluan untuk MCK di sekolah sangat mahal, ” ungkap Carles yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Bangli.

Hal yang sama juga diungkapkan anggota Komisi II, Wayan Jamin. Dia mengatakan, untuk membeli satu truk tangki air bersih, sekolah harus mengeluarkan biaya Rp 150 ribu. Sehingga bisa dibayangkan dalam sebulan sekolah minimal harus mengeluarkan biaya hingga Rp 1,2 juta hanya untuk membeli air bersih . “Belum lagi saat musim kemarau, kebutuhannya bisa lebih dari itu,” ujarnya. Untuk membeli air bersih, pihak sekolah selama ini menggunakan dana yang bersumber dari dana Komite dan BOS.

Kondisi kesulitan air bersih yang dialami SMAN 1 Kintamani terjadi akibat minimnya pasokan air dari PDAM. Kondisi ini pun sebenarnya dialami sebagian besar warga di Kintamani. Terkait hal tersebut, kalangan Wakil Rakyat ini berharap Pemkab Bangli melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) bisa segera mencari jalan keluar atas persoalan itu. Salah satunya dengan membuatkan sumur bor. Hal itu mengingat di wilayah Kintamani selama ini terdapat beberapa titik sumber air yang bisa diangkat. ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER