Empat Proyek Gagal, Dewan Tuding Perencanaan Disbudpar Amburadul

  • 05 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2844 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com – Gagalnya realisasi sejumlah proyek penataan objek wisata yang ditangani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangli yang menggunakan APBD Perubahan 2015 menjadi sorotan tajam kalangan DPRD Bangli. Bahkan, para wakil rakyat menuding ketidakseriusan Disbudpar dalam melakukan penataan kawasan wisata sehingga menghasilkan perencanaan yang amburadul.  

Anggota Komisi III DPRD Bangli, I Made Sudiasa menilai gagalnya realisasi sejumlah proyek tersebut akibat perencanaan program kurang matang. “Kalau kasusnya seperti ini, perencanaan proyek itu pasti kurang cerdas,” tegasnya. Dampaknya, akibat gagalnya realisasi proyek ini secara tidak langsung akan mempersempit peluang untuk menggelontorkan program di lokasi yang sama. “Sekarang sudah batal.  Kedepannya kami akan berfikir menyetujui proyek tersebut,” katanya.

Politisi Demokrat asal desa Undisan ini, juga menegaskan dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil Kadisbudpar untuk dimintai penjelasan. Dalam pertemuan itu juga sekaligus membahas proyek yang digelontorkan pada 2016 ini. “Sekarang di komisi III masih ada pergantian Ketua komisi. Kalau itu sudah selesai dibahas, Kadisbudpar langsung kami panggil,” tandasnya.

Sebelumnya, sedikitnya sebanyak 4 proyek penataan obyek wisata di Bangli gagal dilakukan. Pemicunya bervariasi, mulai dari adanya upacara agama hingga ketidaksanggupan pelaksana menghadapi medan. Sesuai data yang dihimpun, proyek penataan obyek wisata yang ditangani Disbudpar sebanyak sepuluh lokasi dan pelaksananya menggunakan penunjukan langsung. Proyek tersebut, yakni penataan DTW Penglipuran, parkir DTW Sudamala, parkir DTW Trunyan, Desa Wisata Guliang Kangin  Desa Tamanbali, ekowisata Bukit Bangli, Pura Tirta Taman Sari, DTW Bukit Jati, Air Terjun Kuning Desa Tamanbali, DTW Bukit Serokadan, dan wisata Tirta Tegalasah, Tembuku.

Hanya saja, dari data tersebut, proyek yang berhasil dikerjakan hanya 6 lokasi. Sementara sisanya gagal bisa direalisasikan. Kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli I Wayan Adnyana, sempat mengakui proyek penataan obyek wisata yang fafal direalisasikan meliputi Ekowisata Bukit Bangli dan Pura Tirta Taman Sari karena masih ada upacara agama. Sementara untuk proyek di air Terjun Kuning karena pelaksana proyek tak sanggup mengahadapi medan, dan wisata Tirta Tegalasah karena lokasinya yang berada di perbatasan antara Desa Tembuku dan Desa Yangapi. “Hanya empat itu yang batal dilaksanakan. Penyebabnya karena waktu pengerjaan bertepatan dengan upacara agama. Ada juga karena kendala medan,” jelasnya. Pejabat asal Batur Kintamani ini juga menyatakan belum mengeluarkan surat perintah kerja untuk proyek yang batal dikerjakan ini, sehingga sepeser pun belum dibayar. Total anggaran untuk empat proyek ini mencapai Rp 640 juta.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER