Waspada Money Politic Pada Pemilih Muda

  • 07 Januari 2024
  • 10:20 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1336 Pengunjung

Pemilihan umum (Pemilu) adalah pesta rakyat yang menentukan arah perjalanan suatu bangsa. Namun, di balik perhelatan tersebut, tersembunyi ancaman yang meruncing pada pemilih pemula yaitu money politic. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di beberapa wilayah telah menggulirkan peringatan keras akan bahaya politik uang, yang secara khusus merayu dan mengancam integritas pemilih muda.

Ketika suara generasi penerus bangsa ini tergadai oleh iming-iming finansial dan manipulasi politik, masa depan demokrasi pun turut terancam. Inilah panggilan untuk memahami pentingnya menghindari jebakan money politic dalam proses pemilihan, terutama bagi generasi yang berdiri di garis depan, pemilih pemula.

Bawaslu Kabupaten Jayapura, Papua, memperingatkan pemilih muda untuk menjaga diri dari pengaruh politik uang dan SARA dalam konteks Pemilu. Ketua Bawaslu Kabupaten Jayapura, Zakarias Rumbewas, mengibaratkan pemilih muda sebagai 'kertas putih yang tak ternoda', dengan kecenderungan mudah dipengaruhi oleh praktik politik yang kurang sehat dari beberapa calon dan pengurus partai politik.

Menurut Zakarias, pemilih muda, dengan rentang usia 17 tahun, rentan terhadap upaya mengarahkan suara mereka dengan iming-iming finansial. Dia menegaskan bahwa pada tahap ini, penting untuk memberikan edukasi politik yang benar kepada mereka, memastikan agar mereka tumbuh dalam pemahaman kebangsaan yang kuat serta pola pikir politik yang positif.

Bawaslu Kabupaten Jayapura telah melakukan langkah-langkah sosialisasi dan penyuluhan terhadap pemilih muda guna memastikan mereka menjadi pemilih yang memiliki integritas serta pandangan politik yang jernih.

Di sisi lain, Polres Rokan Hilir, Riau, dan jajarannya juga telah menggelar program serupa dengan menargetkan pelajar sebagai pemilih pemula. Kapolres Rohil, AKBP Andrian Pramudianto, menekankan pentingnya kesadaran partisipasi dalam proses demokrasi bagi generasi muda, memastikan agar mereka tidak terjebak dalam pengaruh politik uang, hoaks, atau taktik menyesatkan lainnya.

Dalam sosialisasi di SMAN 4 Tanah Putih, Polres Rohil memberikan pemahaman tentang pentingnya pengambilan keputusan yang cerdas dalam Pemilu 2024. Mereka menggarisbawahi bahwa pemilih pemula memiliki peran krusial dalam menentukan masa depan negara. Namun, sebagai kelompok rentan, mereka juga merupakan sasaran empuk bagi manipulasi politik yang kurang etis.

Selain instansi pemerintah, tokoh masyarakat seperti Aktor Arbani Yasiz juga turut memberikan pesan kepada generasi muda. Arbani mengingatkan pentingnya memilih tanpa dipengaruhi oleh suap atau janji manis dari calon pemimpin.

Dia menegaskan bahwa integritas pemilih muda dalam memilih pasangan calon presiden, wakil presiden, dan anggota legislatif akan mempengaruhi lima tahun ke depan bagi bangsa ini.

Dalam melangkah menuju Pemilu 2024, kesadaran politik yang jernih dan pengetahuan yang mendalam tentang karakter calon serta kepekaan terhadap informasi hoaks menjadi kunci utama bagi pemilih muda.

Menjadi bagian dari proses pemilihan berarti tidak hanya menggunakan hak suara, tetapi juga melindungi integritas pribadi serta membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Pemahaman yang kokoh tentang politik yang sehat dan penolakan terhadap praktik politik yang merugikan akan membantu pemilih muda untuk melangkah maju sebagai penerus bangsa yang berintegritas dan mampu memilih pemimpin dengan bijak, menghindari perangkap money politic, dan membangun fondasi demokrasi yang kuat untuk masa depan yang lebih cerah.

Masyarakat sipil, lembaga pendidikan, dan platform media sosial memegang peran penting dalam memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada pemilih pemula. Program edukasi yang terintegrasi dalam kurikulum sekolah, misalnya, bisa menjadi sarana untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai demokrasi, politik yang sehat, dan tanggung jawab sebagai pemilih.

Selain itu, kolaborasi antara lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, dan lembaga pengawas Pemilu seperti Bawaslu juga bisa ditingkatkan. Langkah preventif seperti meningkatkan pemahaman hukum terkait pelanggaran politik, serta memberikan pembekalan etika dan integritas dalam berpolitik, akan membantu pemilih muda untuk lebih waspada terhadap tindakan yang melanggar prinsip demokrasi.

Adanya ruang terbuka untuk diskusi dan debat terkait isu-isu politik juga dapat membantu pemilih muda memahami secara mendalam pandangan dan program dari berbagai kandidat. Ini juga bisa melatih mereka untuk memilah informasi dan tidak mudah terpancing oleh kampanye hitam atau berita hoaks yang tersebar di media sosial.

Terlebih lagi, melibatkan tokoh masyarakat, selebriti, dan influencer yang memiliki pengaruh di kalangan pemilih muda untuk menjadi agen perubahan positif. Pesan-pesan moral dan etika dalam berpolitik yang disampaikan oleh tokoh-tokoh ini bisa menjadi panduan yang kuat bagi pemilih muda dalam proses pemilihan.

Perjalanan menuju Pemilu 2024 membutuhkan peran aktif dan bijak dari pemilih muda. Mereka adalah pilar penting dalam membangun masa depan bangsa. Dengan kesadaran politik yang matang dan integritas yang kokoh, mereka dapat menghindari perangkap money politic, menjaga keutuhan demokrasi, dan membantu membentuk pemimpin-pemimpin masa depan yang berkualitas.

Mari bersama-sama menjaga nilai-nilai demokrasi demi Indonesia yang lebih baik. Waspadai pengaruh money politic dan pilihlah dengan hati nurani yang jernih.

 

)* Penulis adalah Kontributor Daris Pustaka


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER