Terlantar, Pemulangan Puluhan Atlet Pencak Silat Asal Bima Dibantu Pelindo Celukan Bawang

  • 29 Januari 2020
  • 21:45 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1702 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Sempat terlantar, puluhan atlet pencak silat asal Kabupaten Bima yang mengikuti kejuaran pencak silat di Gor Lilabuana, Denpasar pada 24 Januari sampai dengan 26 Januari 2020 lalu, akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya setelah dibantu pihak Pelindo III Celukan Bawang.

Koordinator Atlet Pencak Silat dari Bima, Sadam Husein mengatakan, sebanyak 31 atlet pencak silat yang dibawanya harus terlantar, kendati meraih prestasi bagus pada kejuaraan di Denpasar. "Kami dapat empat emas," kata Sadam, Rabu (29/1/2020) ditemui di Pelabuhan Celukan Bawang

Menurut Sadam, ia sudah berulang kali menghubungi pemerintah Bima agar mendapat biaya pemulangan atlet, tapi tak kunjung ada jawaban. Dan selama berlaga di Denpasar, mereka makan dan tidur di Gor Lilabuana Denpasar dengan alas seadanya. Sadam mengaku, sudah selama dua hari berada di Pelabuhan Celukan Bawang.

Sadam dan sejumlah atlet pencak silat lainnya berada di pelabuhan celukan bawang berkat bantuan Kodam IX/Udayana yang memberikan solusi pemulangan melalui Pelindo III Celukan Bawang, karena akan ada kapal sabuk Nusantara 51 dengan rute Celukan Bawang menuju Bima akan belabuh di Pelabuhan Celukan Bawang pada Rabu (29/1/2020).

"Kami tidak punya uang. Kami ikuti kejuaraan ini atas dasar undangan dari panitia lomba. Ada dua undangan pertandingan kejuaraan pencak silat, di Malang dan Bali. Tapi karena biaya dan lain hal, kami ikuti kejuaraan pencak silat di Bali," ucap Sadam.

Selama mereka berada di Bali, ada tiga atlet pencak silat harus sakit. Yakni, Muhammad Rifan, Gusti Randa dan Reza Saputra. Beruntung, ketiga atlet itu setelah berada di Pelabuhan Celukan Bawang langsung dibantu perawatan medis oleh Pelindo Celukan Bawang. "Kami dibantu soal pemulangan hingga makan dan minum setiap harinya disini," ujar Sadam.

Sementara itu GM Pelindo III Celukan Bawang, Rio Dwi Santoso mengaku, prihatin dengan kondisi atlet pencak silat dari Bima yang terlantar. "Prihatin kami melihat, karena banyak atlet terutama anak-anak dengan usia dini ikut menjadi atlet pencak silat dan punya pretasi. Kami bantu untuk proses pemulangan," tandad Rio Santoso. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER