Puluhan Warga Terkena Diare, Dinkes Tabanan Tetapkan KLB Diare

  • 15 Oktober 2018
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2756 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) diare setelah ada ada puluhan warga yang terserang diare di Banjar Darma, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan Dr. I Nyoman Suratmika, dalam jangka waktu sepuluh hari telah ditemukan 56 kasus diare yang menimpa warga Banjar Darma. Atas kejadian tersebut pihaknya menetapkan kejadian tersebut sebagai KLB diare. Ia menuturkan kejadian tersebut diketahui pada tanggal 22 September 2018, dimana ada dua orang warga Banjar Darma, Desa Riang Gede, yang berobat ke Puskesmas Penebel II, di Desa Penatahan. Pada hari pertama kejadian itu belum terdeteksi, kasus tersebut mulai terdeteksi pada tanggal 24 September 2018, dimana pada saat itu warga dari Banjar Darma, sebanyak sebelas orang berobat ke Puskesmas Penebel II, dengan keluhan yang sama yaitu sakit diare. Atas kejadian tersebut kemudian pihaknya menetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa ( KLB) diare.

“Awalnya pada tanggal 22 September 2018 kemarin belum terdeteksi, namun kejadian yang sama pada warga Banjar Dharma muncul lagi pada 24 September dengan keluhan sama yang terjadi pada 11 orang warga Banjar Dharma. Atas kejadian tersebut kami menetapkan sebagai KLB dan menurunkan tim dari Puskesmas dan Dinkes untuk menangani penyakit tersebut dan mencari penyebabnya," paparnya, Senin (15/10/2018).

Ditambahkannya, kasus diare pada warga Banjar Darma, terus bertambah bahkan pada tanggal 28 September mencapai 43 orang kemudian ada penambahan pada tanggal 29 September 2018 sebanyak 9 orang, dan terakhir kasusnya pada 2 Oktober 2018 terjadi lagi sebanyak 4 orang, sehingga jumlah kasus yang didata dari warga Banjar Dharma, Desa Riang Gede, sebanyak 56 orang yang menderita diare. Selain itu kasus tersebut menyerang semua umur dan yang paling banyak umur 31-45 tahun sebanyak 18 kasus.

“Dan tindakan yang kami lakukan yaitu pengumpulan data, kemudian melakukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan kepada penderita, melakukan penyuluhan kepada masyarakat, serta pengambilan sample air yang kami duga sebagai sumber dari penyebaran penyakit diare,” imbuhnya.

Dari hasil sample air yang digunakan oleh masyarakat Banjar Dharma, yaitu air berupa Pamsimas yang dikelola oleh Banjar tersebut ditemukan bakteri berbahaya yaiti E Coli. Dimana akibat bakteri tersebut warga Banjar Dharma, mengalami sakit diare. Menurutnya, dari hasil pemantauan di lapangan ditemukan kebiasaan dari masyatakat yang meminum air mentah langsung dari pipa air pamsimas. Padahal air yang tercemar bakteri E Coli tersebut tidak layak untuk diminum secara mentah, seharusnya direbus dulu atau diberikan kaporit agar bakteri E.Coli mati. " Dari hasil sample air yang diambil ternyata air disana tercemar bakteri E Coli. Artinya air tersebut tidak layak minum, kalau mau layak seharusnya dikasi kaporit atau direbus dulu,” sambung dr. Suratmika.

Ditegaskannya sampai saat ini belum ada pembahan kasus lagi, untuk kasus terakhir pada tanggal 2 oktober 2018, sebanyak 4 kasus dengan total kasus keseluruhan sebanyak 56 kasus. Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan untuk menghindari pencemaran penyakit, air dari pipaniasi pamsimas tersebut agar diberikan kaporit untuk mematikan bakteri E Coli, air direbus terlebih dahulu sebelum diminum. Selain itu juga dihimbau untuk mencuci tangan sebelum makan. Apalagi dilihat kebiasaan masyarakat di Banjar Dharma, belum banyak rumah yang memiliki WC, kalaupun ada WC namun tidak memiliki septitank, namun pembuangan langsung dibuang di pangkung atau sungai. ayu/rat


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER