Miris…Kena Sinar Matahari Kulit Bayi Melepuh

  • 06 Oktober 2017
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3267 Pengunjung
suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.com – Sungguh menyedihkan keadaan Ni Komang Ayu Martini, bayi berusia 7 bulan asal Banjar Batudawa Kelod, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem. Bayi yang mengungsi di Banjar Kembengan Desa Tulikup Kecamatan Gianyar, bersama keluarganya itu memiliki penyakit pada kulitnya yang jika terkena matahari akan melepuh.

Putri ketiga pasangan suami istri, I Nyoman Suita dengan Ni Nyoman Wage ini diketahui menderita kelainan kulit sejak usia 6 hari. Komang Ayu saat itu mulai menunjukkan gelagat aneh. Ia selalu panik pada pagi hari menjelang siang. Terutama mulai pukul 10.00 wita hingga sekitar pukul 14.00 wita, ketika sinar matahari begitu terik. Bahkan, kedua matanya tak bisa melihat sempurna pada pagi hingga siang hari. “Matanya silau, makanya kedip-kedip ke bawah kalau pas ada matahari,” jelas Suita.

Parahnya lagi, Komang Ayu sama sekali tidak boleh terpapar sinar matahari langsung. Pasalnya, kulitnya sekujur tubuhnya bisa secara tiba-tiba memerah. Bahkan saking sensitifnya dengan sinar matahari, sebelumnya kulit Komang Ayu pernah melepuh bagaikan kulit babi guling. “Kena hawa panas saja dia sudah gelisah. Apalagi kena sinar langsung. Makanya kalau pagi dan siang selalu dikamar. Dulu pernah kulitnya persis seperti kulit be guling,” terangnya.

Komang Ayu, bersama orangtua, dua kakaknya dan 5 KK lain dengan total 30 jiwa pilih mengungsi secara mandiri akibat status Gunung Agung, mulai menetap di Tulikup sejak 2 pekan lalu. Selama itu pula, pengobatan terhadap Komang Ayu dilakukan di Gianyar. “Sampai sini sudah ada yang ngecek kesehatan. Kalau berobat ke puskesmas juga dikasih gratis.

Keluarga Komang Ayu termasuk peserta JKN/KIS penerima bantuan iuran (PBI) alias berasal dari KK miskin. Namun, Komang Ayu hingga usia 7 bulan ini belum terdaftar di BPJS Kesehatan. “Saya punya KIS, tapi anak ketiga belum. Karena memang belum sempat mengurus,” tambah Nyoman Suita. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER