Grace Natalie: Suara Golput Di Buleleng Sebuah Peluang

  • 02 April 2017
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4294 Pengunjung
suaradewata

Bulelengsuaradewata.com – Capaian suara Golput yang nyaris mendekati angka 50 persen dalam Pilkada Buleleng 2017 disebut sebagai sebuah peluang (Opportunity) bagi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hal tersebut disampaikan Ketua Umum DPP PSI, Grace Natalie, kepada suaradewata.com dalam acara Kopi Darat Wilayah (Kopdarwil) PSI Bali di Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng.

“Mereka itu, di Bali terutama yang sudah identik sebenarnya dengan sebuah partai lama, ini berarti masyarakat itu masih cair. Mereka nggak mesti punya keterikatan partai ID (Identitas kepartaian) yang kuat dengan salah satu partai (Militansi). Menurut kami ini justru opportunity. Kesempatan buat PSI sebagai partai baru untuk bisa memperkenalkan diri dan dipercaya oleh masyarakat,” kata Natalie, Minggu (2/4).

Karena, lanjutnya, dengan tingkat Golput yang tinggi menunjukan ketidak percayaan masyarakat terhadap pilihan yang ada. Sehingga hal tersebut tidak menunjukan kepuasan bagi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi Pilkada.

Natalie pun mengaku peluang itu merupakan kesempatan bagi generasi muda PSI khususnya kepengurusan yang ada di Kabupaten Buleleng untuk merebut simpati masyarakat yang disebut jenuh dengan partai lama atau politisi lama.

Kondisi kejenuhan masyarakat terhadap pilihan politik pun membuatnya sengaja menerapkan aturan bagi pengurus PSI yang harus bersih dari bau mantan pengurus harian partai politik. Hal itu pun disampaikan dihadapan sejumlah pengurus dan simpatisan PSI yang menghadiri acara Kopdarwil tersebut.

“Kami ingin mulai dengan teman-teman yang belum terkontaminasi dengan budaya-budaya politik atau praktek-praktek politik yang buruk. Karena, tidak menggeneralisasi tapi kami temui di banyak tempat, kalau orang-orang yang sudah lama berkecimpung di partai, mereka punya etos kerja yang tidak cocok dengan nilai-nilai PSI,” tegas Natalie.

Penilaian tentang kondisi money politic atau politik uang pun dikhawatirkan mewabah ke tubuh kepengurusan partai yang digawanginya tersebut. Yang menurutnya, dogma tentang politik yang membutuhkan nominal uang dalam jumlah tertentu diharapkan tidak ada dalam kepengurusan partainya.

Dikonfirmasi terkait dengan ajang Pemilihan Gubernur Bali yang agendanya digelar pada tahun 2018, Natalie pun mengaku belum fokus untuk berpikir kea rah dukungan politik. Ia mengatakan bahwa proses verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) lebih menjadi prioritasnya dalam membangun partai.

Hal tersebut dilakukan pasca menjadi satu-satunya partai baru yang lolos verifikasi Menkumham RI sebagai saringan pertama untuk PSI bisa melangkah ke tahap verifikasi KPU.

Menurutnya, dukungan PSI tentu diharapkan mampu memberikan efek elektoral dan harus mencerminkan semangat PSI. Yaitu, memberikan dukungan kepada putra-putri Indonesia yang betul-betul ingin memperbaiki bangsa.

Kopdarwil tersebut turut dihadiri oleh Ketua DPW PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, dan juga Ketua DPD PSI Buleleng yakni Komang Subrata Jaya.

Terkait proses verifikasi, Adi Susanto mengungkapkan bahwa dalam PSI mengikuti aturan yang ada dan berlaku. Yang saat ini, lanjutnya, langkah partai masih fokus di tujuh kabupaten yang ada di wilayah Provinsi Bali.

“Tapi tetap melakukan rekruitmen di semua kabupaten/kota, ini hanya untuk meminimalis kegagalan (lebih fokus di 7 kabupaten). Target telah terpenuhi, kami optimis lolos," pungkas Adi Susanto.adi/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER