Jalan Putus Diterjang Ombak, Warga Kayubuntil Kesulitan Akses Jalan

  • 09 Februari 2017
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3422 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Jalan yang ada di pesisir pantai menghubungkan Lingkungan Kayubuntil Barat dan Timur, Kelurahan Kaliuntu, Buleleng, putus, akibat dihantam ombak yang keras dengan ketinggian mencapai 4 meter, pada Rabu (8/2/2017) malam hari.

Akibatnya, jalan selebar dua meter tersebut putus hingga sepanjang 10 meter, yang putus itu membuat warga setempat yang sering memakai jalan ini sebagai akses terdekat satu-satunya, tak bisa melintas.

Karena cuaca buruk, warga setempat pun dihimbau untuk mengungsi sementara waktu, mengantisipasi bencana yang bisa menimpa mereka. Namun, warga masih tetap bertahan. Termasuk nelayan setempat, dilarang untuk melaut.

"Jalan ini sempat rusak dulu dan sudah beberapa kali diperbaiki. Namun sekarang, rusaknya lebih parah sampai putus. Kami harap, pemerintah bisa perbaiki agar tidak membahayakan warga," harap Kaling Kayubuntil Barat, Ketut Bukit, Kamis (9/2/2017) siang dilokasi.

Jalan ini merupakan satu-satunya akses jalan terdekat untuk menuju ke setra, saat melakukan upacara kematian. Dengan putusnya jalan ini, maka warga setempat kini kesulitan melintas jika ada upacara kematian.

Kelian Desa Pakraman Buleleng, Nyoman Sutrisna menghimbau banjar adat setempat yang menggunakan jalan tersebut menuju ke setra, agar beralih ke Setra Buleleng yang ada di Jalan Gajah Mada, Singaraja.

"Kami sudah himbau krama yang menggunakan setra di Kayubuntil, untuk sementara ke Setra Buleleng yang ada di Jalan Gajahmada kalau ada anggota keluarga yang meninggal dunia," imbau Sutrisna yang juga Kadis Pariwisata Buleleng.

Sementata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Made Subur menegaskan, pihaknya sudah menindaklanjuti kejadian itu dengan mengkaji dulu. Sebab menurutnya, kewenangan untuk perbaikan ada di Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.

"Secara teknis itu menjadi kewenangan BWS. Tapi kami koordinasi dulu dengan BWS secara teknis, jangan sampai sekarang lagi terulang," pungkas Subur.

Untuk sementara BPBD Buleleng, akan mencari alternatif dengan membuat batu bronjong untuk mencegah abrasi atau memasang deker sebagai pemecah gelombang. Namun, langkah itu akan dikaji oleh BPBD, agar warga setempat bisa kembali menggunakan jalan itu sebagai akses terdekat.rik/adi/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER