Inspirasi Buah Naga di Pantai Pandansari Bantul DIY

  • 30 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Klungkung
  • Dibaca: 3839 Pengunjung
suaradewata

Klungkung, suaradewata.com - Mengembangkan pertanian di kepulauan Nusa Penida merupakan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung agar kebutuhan pokok masyarakatnya tidak semua harus disuplai dari daratan. Salah satunya kebutuhan buah yang banyak dicari terutama untuk mencukupi kebutuhan wisatawan. Potensi lahan untuk mengembangkan pertanian di Nusa Penida ini sudah ada, yakni banyak lahan kosong milik warga yang bisa dikembangkan untuk lahan pertanian.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan, khusus untuk agro, bahwa ini bukan baru wacana. Bahkan Suwirta sudah berbicara dengan dengan Kadis
Pertanian untuk menanam buah naga di kepulauan Nusa Penida. "Saya mau mencoba tanah tanah orang tua di Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan untuk menanam buah naga. Karena kebutuhan buah naga di Nusa Penida cukup tinggi," kata Suwirta saat berkunjung ke agrowisata buah naga Pantai Pandansari, Dusun Wonosari, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Minggu (29/1) sore lalu.

Setelah berkunjung ke agrowisata buah naga dan mendengar langsung penjelasan dari Teguh Iswanto selaku pemilik agrowisata buah nada terkait segala hal mengenai budidaya buah naga ini, Suwirta merasa semakin yakin cita-citanya berhasil. Karena menanam buah naga menurutnya tidak terlalu rumit. "Terpenting kemauan, mari kita mulai," imbuhnya.

Budidaya buah naga dipastikan di kepulaun Nusa Penida ini, lanjut Suwirta, pemerintah tidak harus menyiapkan anggaran. Jadi konsepnya untuk membuat program dengan melibatkan petani yakni dengan memberikan petani peran dalam pertanian. Karena kalau pemerintah selalu menyiapkan anggaran partisipasi masyakat berkurang. Masyarakat akan menganggap milik pemerintah sehingga tidak ada rasa memiliki jika tidak diberi peran." Jadi mari berpikir lebih berani. Saya yakinkan yang kita lakukan mengubah pola pikir,' terangnya.

Ada dana stimulus untuk petani buah naga? Ditanya demikian, Suwirta kembali menegaskan bahwa tidak ada untuk berfikir memberi dana stimulus, melainkan akan dicarikan bibit dan mengajak masyarakat yang ada di Nusa Penida yang mau untuk memulai.

Sebenarnya, di Desa Ped Nusa Penida sudah ada yang memulai budidaya buah naga. Dari pengamatannya, budidaya buah naga yang ada di pinggir Simantri tumbuh subur dengan buah yang cukup besar. Klungkung daratan Sidayu sudah ada. Cuma didaratan tanahnya produktif semua untuk padi."Siapa tau buah naga di Nusa berbeda rasa dan manfaatnyaa karena kandungan airnya beda lebih manis dan kita bisa jual kelebihan buah naga nusa," harapnya.

Suwirta akan memberdayakan masyarakat Klungkung, khususnya Nusa Penida yang sudah berusia 50 tahun ke atas agar tetap produktif. Karena di Nusa Penida banyak warga berusia 40-50 yang kini jadi pengangguran pasca lesunya budidaya rumput laut yang selama ini jadi mata pencaharian utama. Mereka pun kehilangan penghasilan. Maka, pengembangan buah naga ini pun bisa jadi solusi. "Hampir di semua desa, termasuk di Nusa Penida dan Ceningan banyak tanah tidak digarap. Mereka harus diberdayakan. Tidak harus buah naga, semua bisa dicoba. Sebab kalau buah naga semua nanti jika kelebihan produksi, pemasarannya juga kesulitan," papar Bupati.

Dalam kesempatan itu, pengelola Agrowisata Pantai Pandansari, Teguh Iswanto mengatakan, selain bisa dikembangkan untuk agrowisata, buah naga juga memiliki nilai jual cukup tinggi. Di pasaran, buah naga rata-rata dijual Rp 11-12 ribu per kilogram, tapi di kawasan agrowisata ini berkisar Rp 15 ribu - 20 ribu per kilogram. "Memang lebih mahal karena kualitasnya berbeda dan khasiatnya lebih bagus. Rasanya juga lebih manis,'' ujarnya.

Perawatan buah naga relatif mudah. Yang penting cukup air dan sinar matahari. Dia mengakui, tahun ini hasil perkebunan buah naganya cenderung menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Tahun ini sifat hujannya kecil-kecil dan sinar matahari kurang kuat. Lebih banyak mendung. Yang bagus itu hujannya besar meski tidak sering, tapi sinar matahari juga kuat," ungkapnya.

Dalam satu media tanam buah naga sendiri bisa menghasilkan sekitar 40 buah naga. Iswanto sendiri mengembangkan agrowisata di atas lahan seluas lima hektare yang merupakan tanah suktan gound " Untuk pertama, delapan bulan sudah bisa panen, berikutnya setiap tahun bisa lima kali panen," tandasnya.

Terkait dengan pertanian dan peternakan, Suwirta sudah meminta Kepala Dinas untuk lebih berani, termasuk saran bupati untuk menggadhaapi kenaikan harga lonjakan harga pada saat tertentu. Suwirta merintahkan agar punya kalender kapan satnya kebutuhan pokok masyarakat seperti cabe naik. Dengan demikian bisa diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya.jul/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER