Ketua FPDIP : Saya Tidak Peduli Mau Dicopot Atau Ditendang

  • 31 Agustus 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4056 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com – Isu pencopotan Ketua Fraksi PDIP I Gede Suadnya Dharma dan Ketua Komisi II, I Gede Purnawan lantaran sidak ke Proyek The Mandala di kawasan suci Tanah Lot Terus menggelinding. Baik Ketua Fraksi PDIP I Gede Suadnya Dharma dan Gede Purnawan mengaku sebagai petugas partai siap ditugaskan dimanapun asal ada alasan yang jelas dan logis. “Saya tidak perduli mau dicopot, ditendang, dipukul silahkan saja, saya siap kapanpun,” tandas Suadnya Dharma saat dihubungi, Rabu, (31/08/2016).

Menurut Suadnya Dharma dirinya bekerja sesuai dengan garis partai dan berjalan pada garis kebenaran. Apapun yang dilakukannya sebagai anggota dewan adalah kewajiban sesuai tupoksi anggota dewan. Terkait isu dicopot lantaran sidak ke proyek The Mandala, politisi asal Kerambitan ini mengaku alasan itu sangat keliru dan konyol serta tidak paham fungsi dewan. Karena kata dia tugas dan fungsi dewan adalah melakukan pengawasan. Kemudian ada permasalahan ditengah masyarakat, apa salahnya menjalankan fungsi pengawasan terlepas siapa dibelakang proyek tersebut. “Saya tidak mengabdi untuk suatu jabatan kalo harus menghianati garis kebenaran, intinya saya siap kapanpun, silahkan yang penting saya berjalan pada kebenaran,” tegasnya. Diapun mengaku dimanapun dirinya bertugas akan tetap kritis serta membela kepentingan masyarakat sesuai dengan marwah partai dan tupoksi anggota dewan.

Ketua PAC Pupuan, I Gusti Nyoman Omardani juga mengaku isu pencopotan itu tidak masuk akal. Omardani yang juga anggota Komisi I DPRD Tabanan ini sangat menyayangkan jika hal itu benar-benar terjadi. Adapun sidak yang dilakukan dewan ke Proyek The Mandala, dalam rangka menjalankan tupoksi dewan. “Dewan itu bekerja dilindungi undang-undang dan dipayungi tata tertib, sebagai bagian dari fungsi pengawasan,” ucapnya. Kalau hanya karena itu, kemudian membuat gerah pimpinan menurutnya sudah keliru. Justru kata dia kader partai yang menemukan kekeliruan dalam sebuah pelaksanaan proyek harus mendapat penghargaan karena meluruskan yang tidak benar menjadi benar. “Sederhana saja, kalo memang nanti proyek itu memenuhi ketentuan silahkan, kalau tidak sesuai ya wajar dihentikan,” ucapnya. Diapun mengkritisi pimpian partai, untuk bisa membedakan antara tugas sebagai lembaga DPRD dan fungsi kita sebagai kader partai. “Isu ini sangat merugikan partai, tolong jangan dihembuskan terus, mari kita bekerja karena kita mendapat amanah dari rakyat untuk mensejahterakan mereka, bekerjalah sesuai atutan,”harapnya.

Menanggapi isu ini sebelumnya Sekretaris DPC PDIP Tabanan, I Nyoman Arnawa langsung membantah. Kata dia tidak ada isu copot mencopot dikalangan fraksi PDIP Tabanan. “Ach tidak ada itu, biasalah riak-riak politik,” ucapnya. Diapun menegaskan DPC Partai secara resmi belum ada membicarakan terkait reposisi anggota dewan dan pimpinan kelembagaan. Terkait nama Arnawa yang disebut-sebut akan menjadi ketua Fraksi menggantikan Suadnya Dharma, juga dibantahnya. “Ach isu dari mana, tidak ada itu, sudah saya tegaskan secara lembaga DPC PDIP belum ada membicarakan soal reposisi, jadi isu itu tidak benar, biasa dalam politik riak-riak itu selalu ada,” ucap politisi asal Penebel ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, proyek The Mandala dikawasan suci Tanah Lot mencuat kemedia. Proyek milik PT. Horison Surya Gemilang itu sempat disidak Satpol PP kemudian disidak anggota dewan. Karena tidak bisa menunjukkan dokumen yang seharusya proyek yang diduga di beck up oleh pejabat itupun dihentikan sampai dokumennya lengkah.  ina/gin

 

 

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER