Disbudpar Bangli Dituding Tak Kreatif

  • 12 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4177 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Selain banyak menyimpan berbagai keindahan alam, di Kabupaten Bangli sejatinya juga banyak bisa dijumlah beragam tradisi dan budaya yang unik dan menarik. Hanya saja, hal tersebut belum dikemas dengan baik. Salah satunya, karena belum ada kalender destinasi ke Bangli. Fatalnya saat ide tersebut disampaikan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli, Wayan Adnyana justru mengaku kesulitan menyusun kalender destinasi tersebut. Akibatnya, kalangan DPRD Bangli menilai kinerja Kadisbudpar Bangli tak kreatif.

Kritikn terhadap loyonya kinerja Kadisbudpar Bangli itu, disampaikan Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles saat dikonfirmasi wak media, Selasa (12/07/2016). Disampaikan, sikap Kadisbudpar Bangli yang belum apa-apa sudah menyerah untuk menyusun kalender destinasi, menunjukkan sikap pesimis dan tak kreatif.

Menurut Carles, penyusunan kalender sejatinya sangat mudah dilakukan. Sebab, jadwal pelaksanaan upacara di sejumlah pura sudah tercantum jelas pada kalender. Khusus untuk waktu pelaksanaan tradisi di sejumlah daerah, itu bisa dikoordinasikan dengan perbekel maupun bendesa adat. “Saya mencermati selama ini Disbudpar Bangli memang tak kreatif. Di kalender biasa kan sudah jelas jadual kapan acara di sejumlah pura yang memang menarik. Tanggalnya juga sudah tertera.  Kenapa harus bingung?.Kalau masih bingung juga, kan bisa dikoordinasikan dengan Perbekel maupun bendesa adatnya,” tegasnya.

Padahal, menurut Politisi Demokrat asal Kintamani ini,  jika sektor kebudayaan tersebut bisa dipadukan dengan  pariwisata, diyakini jumlah kunjungan wisatawan ke Bangli akan semakin meningkat. “Kecendrungan wisatawan yang datang, selain karena untuk melihat keindahan alam Bali juga untuk mengetahui keunikan tradisi dan budaya yang ada,’ ungkapnya.

Lebih lanjut, Carles juga mengkritisi promosi pariwisata yang selama ini dinilai belum maksimal. Sejumlah kegiatan besar yang seharusnya bisa dijadikan moment promosi, justru dibiarkan berlalu begitu saja. “Pengembangan destinasi ini harus serius. Seperti apa konsepnya dalam lima tahun kedepan, harus jelas. Jangan gabeng. Adanya kalender destinasi kan bisa dikerjasamakan dengan pelaku pariwisata,” sebutnya.

Supaya hal itu tak terus berlanjut, dalam waktu dekat pihaknya berencana akan segera menggelar Rapat Kerja (Raker) dan memanggil Disbudpar dan instansi terkait lainnya. “Kinerja SKPD itu harus membaik. Nanti akan kita gembleng lagi dalam Raker,” tegas Carles.

Sebelumnya, Kadisbudpar Bangli I Wayan Adnyana saat dikonfirmasi awak media, mengakui sejatinya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, memang sangat perlu didukung kalender destinasi. Sebab, kata dia, seluruh kegiatan yang ada, baik terselenggara secara khusus maupun yang menyangkut adat istiadat bisa terangkum didalamnya. Hanya saja, ia justru berdalih hal tersebut sangat sulit untuk direlisasikan. Alasannya, karena waktu pelaksanaan acara tersebut tidak pasti. “Pelaksanaan kegiatan, misalnya yang berbau adat seperti di Pura Ulun Danu Batur itu berlangsung pada sasih kedasa. Tanggal pastinya kan tidak ada. Bagaimana kita bisa buat kalender seperti itu,”  urainya.

Padahal, lanjut dia, di Bangli memang banyak menyimpan tradisi yang unik dan menarik untuk dikemas menjadi even pariwisata. Dicontohkan, seperti perang papah biyu di Desa Pengotan, Bangli, upacara mapepada saat pujawali di Pura Kehen, dan perang taluh serta perang lidi di Desa Kayubihi. Disinggung persoalan anggaran, juga ditegaskan tak jadi masalah. “Kalau pelaksanaan upacara atau kegiatan lain, wisatawan lebih senang yang tanggalnya pasti. Tak berubah setiap tahun. Kalau soal anggaran tak masalah,” katanya.

Selain itu, diketahui, tradisi unik yang sejatinya juga bisa dimasukkan ke dalam kalender destinasi di Bangli, yakni tradisi megoak-goakan di desa Kintamani, Perang Tipat di wilayah Susut, Nganten Massal di Pengotan, tari barong brutuk di desa Trunyan, Ngerebeg saat Kuningan dan lain sebagainya.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER