Pemblokiran Situs Kelompok Radikal

  • 19 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4105 Pengunjung

Opini, suaradewata.com -Memaknai pluralistik Indonesia untuk membangun ketahanan masyarakat dan ancaman radikalisme bahwa pemerintah harus mampu memelihara dan menjaga beragam agama serta adat budaya di Indonesia karena hal tersebut  merupakan kekuatan bagi bangsa dalam menangkal berbagai upaya-upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa di Indonesia. Kelompok ISIS adalah permasalahan universal dimana banyak masyarakat dari berbagai negara berbondong-bondong menjadi anggota ISIS. Jadi permasalahan ISIS harus diselesaikan secara global. Isu terorisme dari dulu sampai sekarang sudah ada dan inilah adalah kemunduran Islam secara global sehingga isu ISIS mucul. Ketika berbicara ISIS, terorisme dan fundamentalisme, jelas bahwasannya ISIS merupakan gerakan terorisme, karena didalam UU terorisme dijelaskan setiap kegiatan yang membuat rasa takut, tidak aman dan membahayakan adalah sebuah teror.  Kelompok ISIS sebagai gerakan terorisme dan radikal agama, karena agama dijadikan alat melakukan teror terhadap warga atau negara. Berbicara fundamentalisme bukan hanya berbicara Islam, karena setiap agama ada gerakan fundamental.

Pemblokiran Situs Radikal

Pemahaman Jihad dalam perspektif Islam  yang benar di Indonesia terkait isu ISIS dan radikalisme bahwa Jihad adalah perbuatan/tingkah laku dalam memperjuangkan yang hak dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi semua larangnya sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Kalau hal itu dibisa diterapkan  kehidupan sehari - hari maka tidak ada ISIS ataupun kelompok radikal di Indonesia. Masyarakat Indonesia, khususnya pemuda-pemudi harus mendukung kebijakan pemerintah pusat memblokir situs berbau ajaran radikal karena untuk menjaga keutuhan negara. Selain itu, situs tersebut juga mengajarkan sesuatu yang berbau radikal, suka mengkafirkan dan mengancam keutuhan NKRI. Percayalah…pemerintah juga tidak akan melakukan hal yang semena-mena dalam mengambil tindakan pemblokiran situs, namun berdasar pada rekomendasi BNPT yang tentunya sudah melalui kajian komprehensif bahwa situs tersebut menjadi ajang propaganda penyebaran paham radikal dan intoleran, Oleh karena itu, berharap masyarakat memahami sikap pemerintah yang ingin menjaga keamanan negara. Selain itu, masyarakat Indonesia juga harus mendukung pemerintah pusat membentuk Badan Cyber Nasional untuk menjaga pertahanan negara dari pengaruh global saat ini melalui dunia maya sehingga dapat memperkuat ketahanan negara dari pengaruh luar. Dulu pada saat Timur Timor mau melepaskan diri dari Indonesia, negara mengalami serangan Cyber, dan situs situs pemerintah diganggu kelompok yang mengancam keutuhan negara, oleh karenanya peristiwa tersebut agar dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi negara sehingga sudah tepat jika pemerintah memiliki BCN yang punya tugas khusus untuk pertahanan negara. “Pemblokiran situs radikal sangat diperlukan, hal itu untuk mengantisipasi perkembangan dan dampak yang ditimbulkan dari propaganda melalui media”.

Ancaman Bersama

Dalam kontek pengaruh ISIS terhadap meluasnya radikalisme di Indonesia, sebenarnya pemerintah dan ormas Islam mulai memberikan aspek kepemudaan untuk bisa menghindari meluasnya radikalisme. Dari semua variabel itu aspeknya pemudanya itu dan usia remaja untuk mencari identitasnya. Kalau aspek kepemudaan ini tidak tertangkap dengan baik untuk menyalurkan tekad dan komitmenya maka sangat empuk untuk sasaran merekrut radikalisme.  Kelompok ISIS bukan hanya masalah Indonesia, bukan ISIS mencari Indonesia, ISIS mengincar siapa saja yang mau ke sana. ISIS mengajak, merekrut anak-anak muda, keluarga dalam rangka regenerasi di sana. Masyarakat Indonesia harus paham, teror  kelompok ISIS itu tidak akan selesai sepanjang tujuan mereka belum tercapai. Ancaman mereka akan cepat ke Indonesia dengan menanam pengaruhnya. Untuk itu, diperlukan keikutsertaan semua lapisan masyarakat untuk mencari solusinya.

Di Cap Teroris

ISIS bukan kelompok keagamaan tetapi penyalahgunaan agama untuk kepentingan politik tertentu untuk memporak- porandakan umat Islam di dunia dan apa yang terjadi di negara arab merupakan skenario global dengan menanamkan konsep Islam dengan cara kekerasan, itu sangat berbahaya bagi umat Islam terutama di Indonesia. Isu ISIS ini memang sangat menyerang kepada gerakan umat Islam, dimana syariat Islam dikaitkan dengan gerakan teroris. Ini adalah sebuah pembelajaran agar kita harus meneliti dan mengkaji setiap isu sehingga tidak membuat penafsiran yang salah. Untuk memerangi ancaman radikalisme diperlukan pendekatan pendidikan. Statemen pendidikan  penting untuk meredem gerakan radikalisme BNPT dan  Polri statemen-statemen pendidikan itu penting, yang mendidik sekitar 80% penduduk muslim. Mahasiswa harus berperan aktif memerangi ISIS baik dengan gerakan maupun tulisan yang memberi pemahaman tentang bahaya ISIS. “Permasalahan yang sangat mendasar tidak lepas dari rasa dendam, ketidakadilan, ketidakpuasan, kesenjangan sosial dan ekonomi, apalagi masyaralat Indonesia yang masih banyak dibawah garis kemiskinan”.

Penanggulangannya

Kenapa radikalisme selalu terkait dengan terorisme? pertama, karena terror biaya murah karena untuk membuat bom saja bahan-bahannya mudah didapatkan di toko bahan kimia. Kedua, metode untuk melakukan terror juga tidak rumit. Hal ini disebabkan informasi makin mudah diakses. Ketiga, pengorganisasiannya sederhana. Terorisme sekarang menggunakan system sel sehingga lebih mobile. Keempat, hasilnya sangat efektif untuk perimbangan kekuatan di lapangan. Untuk itu, dalam penanggulangan terorisme dilakukan 2 pendekatan yakni pendekatan kultur budaya dengan menggunakan deradikalisasi dan pendekatan kepada pelaku teror dengan rehabilitasi dan pendekatan penegakan hukum secara konsisten oleh Densus 88, dibantu antiteror TNI. Dalam rangka penegakan hukum dan diharapkan nantinya permasalahan ini bisa dituntaskan.

“Langkah antisipasi gerakan terorisme ISIS bahwa adalah peran penting orang tua dan para tokoh ulama dan semua pihak dalam menanamkan nilai -nilai yang mampu  menciptakan generasi muda yang berkualitas dan bermartabat sehingga gerakan terorisme di Indonesia dapat dicegah sedini mungkin”.

Herni Susanti, Penulis, adalah Pemerhati Masalah Bangsa tinggal di Jakarta

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER