Peran Pers Membentuk Karakter Bangsa

  • 22 Februari 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 6960 Pengunjung

Opini, suaradewata.com- Saat ini, peran surat kabar daerah yang bebas dan bertanggung jawab ini perlu terus diupayakan dan dikembangkan dalam bentuk interaksi positif antara surat kabar daerah, pemerintah, dan masyarakat sehingga terwujud peran aktif surat kabar lokal dalam mendukung pembangunan, menyebarkan informasi yang objektif dan edukatif, melakukan kontrol sosial, menyalurkan aspirasi rakyat, memperluas komunikasi dan peran serta positif masyarakat.

Dengan demikian dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara untuk hidup layak dan sejahtera. Sementara itu, pada awal perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, Media Massa/pers Indonesia sangat mementingkan semangat mencintai bangsa Indonesia dalam upaya membangun karakter bangsa yang merdeka, lepas dari penjajahan, yang menjadi karakter kebangsaan yang diperjuangkan oleh para tokoh kemerdekaan melalui tulisan pada media cetak (diantaranya adalah Ir. Sukarno yang banyak menulis untuk Pikiran Ra’jat, dan Drs. Mohammad Hatta menulis untuk Daulat Ra’jat). Di sisi lain, peran media massa yang sangat strategis membuatnya kerap dijadikan sebagai alat untuk membuat, mengontrol, merubah atau bahkan menghilangkan sama sekali beberapa aspek kehidupan bangsa seperti politik, sosial, budaya, agama dan sebagainya. Melihat potensi dan efektifitas media massa saat ini, beberapa oknum tertentu, mencoba merambah dunia pers untuk mencapai kekuasaan politik atau sekedar meraup keuntungan finansial.

Membangun Karakter Bangsa

Membangun jati diri/karakter bangsa, diperlukan peran semua komponen bangsa mulai dari keluarga, lembaga pendidikan, pemerintah dan media massa. Salah satu komponen yang mendapat sorotan paling tajam akhir-akhir ini  adalah media massa. Media massa merupakan sarana penyampaian informasi baik yang bersifat riil maupun yang bersifat sekedar opini atau gagasan. Sebagai media pembentuk opini publik, media massa (khususnya televisi) melalui tayangan-tayangannya yang dipercaya dapat mempengaruhi karakter para pemirsanya. Dampak yang dilihat sekarang ini adalah semakin besar pada sebagian masyarakat yang melihat bahwa nilai (values) yang dianggap baik adalah nilai yang dianggap baik di barat, demikian pula nilai yang dianggap buruk adalah nilai yang dianggap buruk di barat. Sudah saatnya semua pihak ikut peduli dan mendorong media massa agar membuat agenda untuk turut memperkuat karakter bangsa melalui pilihan berita atau konten yang mencerahkan para penonton/pembacanya, sehingga kebebasan pers dapat memperkuat karakter bangsa bukan sebaliknya melemahkan karakter bangsa.

Peran Media Massa

Media Massa/pers jangan sekedar menjadi unit bisnis dan media hiburan dengan sekedar menjadi unit bisnis maka penyelenggaraan media massa akan menjadi sangat pragmatis, hanya soal untung rugi dan mengabaikan nilai dan prinsip serta pendidikan publik. UU. No. 40 tahun 1999 tentang Pers, menyebutkan bahwa pers mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai media informasi, hiburan, pendidikan dan control sosial. Sementara itu, dalam UU No. 32 Tahun 2002 pasal 2-5 dinyatakan bahwa penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil  dan sejahtera, oleh karena itu media massa  tidak boleh melupakan fungsi edukasi di dalam penyiarannya. Peran media massa/pers harus mendukung sosialisasi dan internalisasi dari pendidikan formal, hal ini tentunya dapat berperan besar dalam menanamkan pemahaman terhadap pembangunan karakter bangsa dan mendorong munculnya kebanggaan akan tanah airnya. Untuk itu, pengelola media massa harus berupaya melakukan evaluasi kinerja dan reorientasi lembaga pers dari pencapaian nominal finansisal menuju orientasi pengembangan masyarakat. Hal ini penting mengingat bahwa pers wajib terjaga independensi dan obyektifitasnya. Selain itu, perlunya optimalisasi kinerja pers dalam menyajikan tayangan-tayangan yang bermutu dan berbasis pendidikan dan moral. Tim kreatif dalam suatu program di media massa hendaknya lebih giat lagi dalam menggali kreatifitas agar dalam penyajian berita atau gagasan bisa menyesuaikan dengan karakter moral bangsa Indonesia.

Pergeseran Nilai Masyarakat

Pergeseran nilai yang terjadi pada masyarakat tidak terlepas dari fungsi pers. Dimana, saat ini budaya “alay” yang menjangkit kaum remaja merupakan dampak dari fungsi media massa dalam menyampaikan informasi, hiburan atau gagasan kepada masyarakat. Beberapa perusahaan televisi kerap kali berlomba-lomba berebut pasar (pemirsa) dengan menampilkan keunggulan-keunggulan pada beberapa acaranya. Perlombaan ini tidak lain berorientasi pada pencapaian keuntungan finansia semaksimal mungkin. Sayangnya, kompetisi ini kurang memperhatikan dampak yang akan terjadi pada mental dan moral masyarakat. Berdasarkan kenyataan tersebut, sudah selayaknya pemerintah membuat regulasi terutama melalui kementerian terkait  untuk memfokuskan diri pada muatan/materi dari program acara yang ditayangkan oleh stasiun TV pada jam-jam tertentu, misalnya pengenalan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia bangsa, kekayaan pengetahuan dan kebudayaan bangsa, termasuk kearifan lokal dari berbagai masyarakat dan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Herni Susasnti, Penulis adalah, Pemerhati Masalah Bangsa

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER