Beringin Tua Hancurkan Pura dan Rumah

  • 12 Desember 2014
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 5737 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Diduga karena lapuk sebuah pohon beringin berumur 5 abad lebih di jaba Pura Puncak Batur, Desa Pekraman Tajen, Penebel roboh. Robohnya pohon beringin yang memiliki ketinggian sekitar 35 meter itu menghancurkan hampir semua pelinggih di Pura Puncak Batur,. Selain itu sebuah merajan keluarga, dan rumah warga juga terkena robohnya pohon beringin tersebut. Beruntung seorang nenek Gst Ayu Nyoman Ciri, 104, yang sedang menyapu di dalam pura bisa selamat dan hanya mengalami luka lecet pada tangan kirinya Jumat, (12/12).

informasi yang dihimpun di TKP menyebutkan tanda-tanda robohnya pohon yang ditanam sekitar 1415 sebelum masehi itu diketahui warga sekitar pukul 09.00 wita. Hal itu tandai dengan suara ledakan seperti ban mobil pecah kemudian disusul oleh suara krepet-krepet dan ledakan kecil di akar pohon tersebut. “Awalnya ada ledakan seperti ban pecah, kemudian suara krepet-krepet disekitar akarnya,” ucap I Gst Putu Puriata yang rumahnya persis berada diutara pohon tersebut. Kala itu dia mengaku dirumahnya sedang ada upacara, sehingga jelas sekali mendengar suara ledakan tersebut. “Saya sempat mengecek dengan mengelilingi batang pohon itu, saya lihat kulit akarnya yang nyembul ke atas tanah masih utuh, ternyata didalamnnya yang keropos,” ucapnya. Bahkan kata dia dirinya sempat diskusi dengan jero mangku setempat dan menduga pohon itu akan roboh. Bahkan pihaknya berinisiatif memperingatkan pengendara yang lewat untuk minggir. Benar saja berselang 2 jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 11.00 tiba-tiba pohon besar itu bergerak dan roboh. “Awalnya roboh menimpa batang beringin yang satunya, kemudian jatuh menimpa pura,” akunya. Saat pohon itu telah menghancurkan pura, Puriata mengaku mendengar suara orang minta tolong dari dalam pura yang sudah ditutupi rerimbunan pohon beringin tersebut. “Saya dengan ada yang minta tolong, makanya saya langsung masuk ke dalam pura,” ucapnya mengenang. Alangkah kagetnya dia saat melihat Gst Ayu Nyoman Ciri, sedang berada diatas dipan diareal pura dalam keadaan terkelungkup. “Saya lihat nini (Gst Ayu Nyoman Ciri) dalam keadaan terkelungkup, beruntung ada kayu cagak yang menyangga batang pohon beringin sehingga tidak mengenai dirinya,” jelas Puriata. Belakangan diketahui Gst Ayu Nyoman Ciri memang juru sapu di pura tersebut, dan saat itu sedang menyapu, sehabis menyapu dirinya mengaku istirahat dengan tiduran disalah satu dipan yang ada diareal pura tersebut. “Yang bersangkutan hanya mengalami luka lecet pada tangan kirinya dan sudah diobati,” ucap warga lain.

Sementara Ketua Pesemetonan Bendesa Jero Gede Tajen, I Gst Made Sukerta selaku pengempon mengatakan akibat robohnya beringin yang berumur 599 tahun itu menghancurkan hampir seluruh bangunan pura. Diantaranya pelinggih gedong ratu ayu, bebaturan, catu
Meres catu mujung, pesimpangan batukaru, pesimpangan dalem kebon tigguh, pesimpangan gunung agung, gedong kawitan. Selain itu yang juga hancur yakni pelingiih taksu, 2 buah piyasan alit, 2 piyasan besar, gedong penyimpenan,  2 bale pesandekan, 2 kori, 1 tugu. “Selain itu merajan dan penyengker serta rumah milik I Gst Ngurah Agung Suwarnata juga tertimpa pohon itu,” jelasnya. Akibat kejadian tersebut Made Sukerta mengaku mengalami kerugian sekitar 750 juta. “kami sudah lakukan pengecekan dengan melibatkan BPBD, kepolisian dan warga, kerugian akibat kejadian ini sekitar 750 juta,” ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan Kapolsek Penebel, AKP Sri Subekti, kata dia dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa. Namun akibat rusaknya bangunan pura, mrajan dan rumah diperkirakan mencapai ratusan juta. “Tidak ada korban jiwa, namun ada satu warga yang mengalami luka lecat pada tangan kirinya, kerugian diperkirakan ratusan juta,” jelas Subekti saat ditemui di TKP kemarin. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER