Waspada Terhadap Propaganda Aliran Sesat

  • 20 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2771 Pengunjung

Opini, suaradewata.com- Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) kini menjadi sorotan. Pasalnya gerakan yang dilarang MUI ini tengah bergerilia mencari pengikut guna menambah kekuatan dan menyebar luaskan ajaran sesatnya. Organisasi Gafatar tergolong radikal dan masuk kategori membahayakan serta mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat. Nama Gerakan Fajar Nusantara makin santer saja. Apalagi setelah dokter Rica Tri Handayani dan putranya, Zafran Alif Wicaksono, dikabarkan hilang secara misterius. Tidak hanya Rica dan Alif, enam orang asal Yogyakarta juga dikabarkan hilang secara misterius. Sementaraitu, pemerintah dengan menolak gafatar sebagai ormas dan menegaskan gafatar sebagai ormas ilegal karena kegiatan gafatar dinilai bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dan bahaya lantaran telah menyelewengkan ideologi agama.

Berdasarkan analisa dan informasi, Gafatar merekrut warga dari kalangan aktivis dan mantan aktivis Gafatar. Namun, kelompok ini lebih memfokuskan pada anak-anak muda dari berbagai profesi. Dengan kecenderungan menjebak "mangsa" yang masih berusia belia. Pasalnya, kondisi psikologis anak muda cenderung berubah-ubah dan mudah untuk terpengaruh doktrinisasi. Anak muda cenderung labil dan belum tuntas pemahamannya soal agama jadi muda didoktrin. Gafatar kerap mengumbar kepada calon pengikutnya bahwa organisasi mereka merupakan gerakan sosial. Oleh karenanya, menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon pengikutnya. Selain itu, Gafatar menarik calon pengikutnya dengan cara melalui bahkti sosial (donor darah, penyuluhan narkoba, AIDS, DBD), budaya serta dengan memanfaatkan faktor latar belakang ekonomi.

Meskipun guru besar Gafatar sedang berada di dalam LP, Namun hendaknya semua masyarakat waspada kemungkinan munculnya pemimpin baru dari kelompok ini karena Ideologinya kelompok gafatar tidak pernah mati. Untuk itu, Polri akan mengidentifikasi lokasi para pengikut Gafatar karena Gafatar Saat ini, Gafatar tengah mencari ideologisnya sebagai sebuah agama. Hal itu terlihat saat Gafatar mengklaim merupakan gerakan sosial yang hadir di tengah carut marut kondisi negara. Ketika pemerintah tengah carut marut di bidang politik dan korupsi segelintir orang memanfaatkan anak muda yang tidak puas dengan kondisi seperti itu. Mereka ini cenderung mengklaim bahwa gerakan sosial dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengikutnya di tengah pemerintahan yang dianggap korupsi dan karut marut di bidang politik dan anak muda tidak puas dengan kondisi itu.

Pemerintah harus mengamati dan mengawasi Gafatar supaya jangan berkembang dan mengubah bentuk (mereinkarnasi) pahamnya dengan membentuk organisasi lain. Karena biasanya gerakan sosial seperti Gafatar cenderung memiliki sifat ekstremitas ketika menjadi besar dan berpengaruh. Selain itu, mengimbau agar para tokoh agama di Indonesia dapat berperan untuk memutus mata rantai perekrutan pengikut Gafatar. Sementara itu, Mabes Polri mencatat ada sekitar 1.058 orang tergabung dengan Gafatar, dari jumlah itu terdiri dari simpatisan eks Afghanistan/Suriah dan itu belum se-Indonesia. Semua pihak, baik kampus hingga ulama harus mewaspadai untuk mewaspadai jaringan ini dan pola rekrutmen gafatar dan apabila mengetahui keberadaannya agar melaporkan kepada pihak kepolisian. Masyarakat diminta waspada terhadap Gafatar karena kelompok ini belum menyerang fisik melainkan ideologi.

Gafatar sangat berbahaya, pasalnya gerakan ini menanamkan ideologi buruk kepada calon pengikutnya. Kesesatan Gafatar mereka mengaku Islam namun tidak diharuskan salat, berpuasa, tidak naik haji, dan Nabi Muhammad bukan nabi terakhir, tetapi ada utusan terakhir yakni seorang yang ada di LP Cipinang yang merupakan guru besar utusan Gafatar. Point-point itulah yang dianggap berbahaya dari sisi ideologis. Selain itu, kelompok gafatar  menyasar semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Namun, Gafatar cenderung mengutamakan mencari orang muda untuk direkrut sebagai anggotanya karena mereka cenderung lebih produktifit. Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) memengaruhi calon pengikutnya Sehingga sasarannya kalangan miskin yang tertarik karena diimingi-imingi dengan dijanjikan mendapatkan sesuatu dengan iming-iming lewat perbaikan ekonomi. Jangan mudah terbujuk orang yang belum dikenal. Orang yang sudah dikenalpun perlu diwaspadai, jika membawa ajaran yang menyimpang tidak usah ditanggapi. Masyarakat tentu sudah semakin cerdas untuk membedakan ajaran yang baik dan yang sesat. Tolak saja jika ada bujukan yang menyesatan....oke

Fajri Permana, penulis adalah pemerhati masalah sosbud


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER