Mengidentifikasi Ancaman Komunisme Baru

  • 14 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 5695 Pengunjung

Opini, suaradewata.com- Saat ini komunisme telah menyebar di semua lini dalam kehidupan masyarakat dan oleh sebab itu rakyat Indonesia yang cinta NKRI harus bersama - sama mewaspadai serta memerangi faham komunisme yang dapat mengganggu keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI. Sebagai warga negara yang patuh dan taat untuk menjunjung tinggi dan memedomani nilai - nilai dasar negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 maka perlu semua berperan serta dalam menjaga keutuhan NKRI secara sinergi dan solid karena tegak kokohnya NKRI adalah persatuan dan kesatuan dari rakyat Indonesia itu sendiri. Rakyat Indonesia harus menyatukan tekad bahwa NKRI adalah harga mati dan tidak dapat ditawar - tawar dalam memnjaga dan mempertahankannya dari segala bentuk ancaman apapun, baik dari dalam ataupun dari luar. Untuk keutuhan NKRI maka adalah tugas warga negara Indonesia bersama - sama berperan aktif menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI. Mari bangsa Indonsia menyatukan tekad untuk bersama - sama berpartisipasi dalam berupaya dan berusaha sesuai dengan fungsinya masing - masing dalam menegakkan dasar - dasar negara serta  mempertahankan kedaulatan NKRI dari segala bentuk ancaman apapun.

Ideologi Pancasila yang dianut bangsa Indonesia harus terus dijaga dari segala bentuk rongrongan apapun. Mewaspadai munculnya modus baru dan bahaya laten komonis harus didasari dengan upaya kita bersama dalam mengenal dan memahami arti secara garis besar tentang bela negara. Secara inti bela negara adalah tekad, sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasar empat pilar yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Konsep kecintaan rakyat Indonesia kepada bangsa dan negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Bahwa yang terpenting bagi kita semua adalah berperan aktif dalam mengantisipasi setiap bahaya ataupun ancaman yang dapat mengganggu ideologi serta keutuhan NKRI. Ada beberapa unsur dasar dalam bela negara, diantaranya cinta tanah air, kesadaran dalam berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, memiliki kemampuan awal bela negara. Kelima unsur dasar ini harus tertanam dalam sanubari masing - masing warga negara sehingga dengan sendirinya akan melakukan upaya menangkal setiap hal yang berpotensi mengancam kedaulatan bangsa.

Bangkitnya radikalisme tidak luput dari peran kecanggihan teckhnologi yang sangat marak dan mudahnya memberikan akses berbagai berita dan informasi yang mayoritas beritanya perlu dipertanyakan dikarenakan lebih kepada informasi penyesatan dan fitnah serta memutar balik fakta sejarah. Suatu hal yang patut diwaspadai adalah keadaan dan corak media sosial banyak mendorong pihak - pihak yang berkepentingan mencoba memanfaatkan melakukan propaganda tentang ideologi seperti komonisme baru dan gagasan - gagasan bercorak radikalisme. Saat ini pemikir - pemikir kelompok radikal kiri berasal dari pemikir - pemikir atau kaum intelektual dari muslim. Hal ini terjadi dikarenakan modus - modus komonisme saat ini berlatar belakang pada “demokrasi dan humanisme”. Jika disadari banyaknya pemikir muslim yang menjadi pemikir kelompok radikal kiri adalah keberhasilan kelompok komunis menerapkan modus operandi yang baru dengan memasukkan kader - kader komunis ke elemen - elemen masyarakat untuk mencoba mencari peluang, menyusup, memanfaatkan situasi dengan maksud untuk bangkit kembali dalam berbagai metode dan bentuk apapun demi terwujudnya keinginan kelompok mereka sendiri.

Pola komunisme secara politik dengan melakukan gerakan - gerakan kritik terhadap permaslahan  lingkungan, partisipasi wanita dan sebagainya, oleh karena itu jika berbicara komunisme maka harus dihubungkan antara radikalisme dan humanisme ataupun demokrasi karena hal itulah yang saat ini mereka lakukan untuk mempengaruhi dan menyabarkan faham mereka secara perlahan. Komunis saat ini tidak lagi berpola seperti zaman PKI orde baru, namun lebih kepada pola sosialis, demokratis dan humanis sehingga membaur dengan masyarakat. Tujuan Komunisme adalah untuk membersihkan namanya dari imej yang selama ini tertanam di masyarakat warga Indonesia secara mayoritas, karena itu modus operandi komunis saat ini lebih kepada menciptakan perlawanan kepada yang dianggap musuh atau meminimalkan kekuatan anti komunis dengan menciptakan gerakan - gerakan seperti anti militer dan anti Islam.

Komunisme baru saat ini adalah gerakan - gerakan tanpa bentuk, komunis melakukan pergerakan demokratisasi yang ujungnya adalah merubah bentuk menjadi otoriterisme . Gerakan - gerakan komunisme baru saat ini ada dan sistimatis serta tersusun rapi dan mereka berusaha mempengaruhi kelompok- kelompok labil. Salah satu usaha membendung dan memfilter adalah dengan memahami secara benar nilai agama dan kebudayaan karena dengan paham agama dan budaya kita akan dapatmenangkal faham komonisme tersebut. Sampai saat ini modus komunis baru memang tidak berpengaruh secara signifikan namun mereka terus bergerak untuk merubah perlahan - lahan ideologi serta mempengaruhi semua pihak bahwa komunisme tidak bersalah pada kejadian tahun 1965. Berupaya masuk ke dalam pergerakan Islam, karena pergerakan mahasiswa saat ini banyak masuk dan terpengaruh dalam analisis kekirian dengan cover kebebasan berpendapat, berexspresi dan demokrasi.

Perlunya, pemahaman nilai – nilai “nasionalisme dan patriotisme” kepada semua elemen masyarakat, selalu melaksanakan kegiatan wawasan kebangsaan dan itu merupakan penanaman jiwa patriotisme kepada generasi muda sebagai generasi penerus bangsa yang harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat sehingga dapat menangkal faham – faham yang bertentangan dengan ideologi kita Pancasila. Bahwa pelajaran dan pendidikan untuk pemahaman mengenal secara subtansi bahaya radikalisme sangat perlu dilakukan kepada semua pihak dan bukan hanya generasi muda, sehingga semua pihak mempunyai satu pemikiran dan pemahaman bagaiman menangkal serta memfilter bahaya faham radikalisme dalam sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sehingga apapun gayanya dan modelnya faham komonis serta radkalisme lainnya bermetamorfoasa, kita akan dapat menangkalnya serta tetap tegak mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara NKRI.    

Fajri Permana, penulis adalah pengamat masalah bangsa


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER