Papua Bagian Integral Yang Tak Terpisahkan

  • 11 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2855 Pengunjung

Opini, suaradewata.com - Dalam menyambut hari Natal sekaligus Tahun baru 2016, masyarakat Papua yang mayoritas memeluk agama Kristen tentunya sangat antusias membeli pernak-pernik Natal seperti pohon Natal, topi Santa Claus, lampu warna warni dan lainnya. semua komponen yang berjuang untuk kebaikan Papua, yang menuntut merdeka di luar Indonesia, agar lebih memikirkan generasi Papua ke depannya lebih baik dari yang ada saat ini.

Momentum Natal dan tahun baru ini diharapkan kepada masyarakat di papua untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu merdeka yang digaungkan oleh kelompok tertentu di luar negeri. Kita sebagai warga negara yang baik dan bijak untuk lebih berpikir jauh ke depan. Persiapkan diri dengan berbagai keterampilan dan keahlian, isi Natal dan Tahun Baru 2016 ini sebagai refleksi dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia ( SDM) untuk menghadapi era globlisasi.

Kemudian sebagai warga yang ada di Papua untuk tidak perlu terpengaruh dengan isu yang dilancarkan oleh pihak tertentu di luar negeri guna mendorong Papua memisahkan diri dari NKRI yang secara nyata telah diakui oleh dunia dan yang menjadi titik beratnya adalah dua fenomena atau dua hal yang perlu dipisahkan, terkait isu (merdeka) tersebut. Pertama,  merdeka dengan mendirikan negara sendiri di luar NKRI, itu beda dengan merdeka dalam arti kedua, mendapatkan kebebasan keadilan keamanan dan kesejahteraan.

Pemisahan diri dan pembentukan negara bukanlah zamannya lagi, tapi kalau pascaperang dunia kedua lalu itu (merdeka) adalah topik yang hangat dan diperjuangkam oleh sejumlah negara yang ingin bebas dari para penjajah atau penguasa saat itu. Sekarang, mari semua komponen yang berjuang untuk kebaikan Papua, yang menuntut merdeka di luar Indonesia, agar lebih memikirkan generasi Papua ke depannya lebih baik dari yang ada saat ini.

Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi “ terkait isu papua merdeka adalah apa yang dilakukan mereka adalah apa yang biasa mereka lakukan. Kadang-kadang apa yang mereka lakukan misalnya seperti sesuatu yang sangat besar, tapi sebenarnya tidak. Menurutnya apa yang terjadi di KBRI Den Haag sebelumnya bahwa gerakan-gerakan yang mereka lakukan sebenarnya tidak sebesar apa yang mereka gambarkan. Sementara itu apa yang dilakukan pemerintah Indonesia lebih terfokus pada pembangunan di Papua. Papua adalah bagian dari Indonesia. Orang Papua adalah bagian dari bangsa Indonesia. Menurutnya komitmen pemerintah sekarang di bawah Presiden Jokowi lebih jelas bahwa kita membangun Papua secara lebih baik sehingga saya tidak khawatir dengan gerakan-gerakan yang mereka lakukan. Dan selama kampanye Presiden Jokowi juga masuk ke Papua, berbicara langsung dengan rakyat di Papua dan dari situ tampak sekali bahwa keinginan-keinginan seperti yang digambarkan oleh mereka yang berada di luar negeri sama sekali tidak ada”. (bbcindonesia.com).

Sedangkan menurut Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa masalah yang ada di Papua tidak hanya berkaitan dengan ekonomi, sosial atau politik, namun terutama adalah tidak adanya saling percaya antara rakyat dengan pemimpinnya. Menurutnya, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Papua, semua pihak harus saling membuka diri untuk berdialog. “Baik Kapoldanya dengan masyarakat, baik Kapolresnya dengan masyarakat, baik Pangdamnya dengan masyarakat, baik Dandimnya dengan masyarakat, semua harus mau dialog, mau berbicara dengan masyarakat. Karena dengan berbicara itulah kita tahu akar masalahnya,” (kompasiana.com. 17/6/2015)

Kita sebagai generasi muda harus lebih berpikir kedepan dengan memakai akal pikiran kita yang berpendidikan demi kemajuan Papua. Oleh karena itu sumbang saran seluruh anak bangsa diperlukan guna membangun Papua sebagai Tanah yang Damai. Selamat Tahun Baru 2016.

Petrus Sudirto, Penulis adalah Pemerhati masalah kebangsaan.


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER