Tahun 2015, Miras dan Gantung Diri Mendominasi di Bangli

  • 28 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2635 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com - Dari tahun ke tahun, wilayah hukum polres Bangli marak dengan berbagai kasus kriminalitas dan gangguan keamanan.  Sesuai catatan sepanjang tahun 2015, kasus kriminalitas yang mencuat mencakup miras dan judi. Sementara untuk gangguan keamanan yang paling mendominasi adalah kasus bunuh diri baik dengan cara gantung diri dan maupun menegak racun. Motifnya pun juga beragam.

Hal ini terungkap saat Kapolres Bangli AKBP. Danang Beny Kusprihandono bersama jajaran perwira, menggelar press relaese untuk catatan akhir tahun di Mapolres Bangli, Senin (28/12/2015). Sesuai data tersebut, dijelaskan, sepanjang tahun 2015berbagai kasus kriminal cukup marak terjadi diantaranya, kasus perjudian dan miras. Pada tahun 2015, Polres Bangli menangani sebanyak 24 kasus berbagai jenis perjudian dan berhasil menyelesaikan sebanyak 23 kasus. Untuk kasus miras, polres bangli berhasil mengungkap 85 kasus dengan mengamankan barang bukti mencapai ribuan liter miras jenis arak.

Selain itu, untuk kasus pencurian dengan pemberatan sebanyak 16 kasus, pencurian biasa 13 kasus. Sementara kasus pemberantasan narkoba sebanyak tiga kasus, dimana kebanyakan pelaku adalah para napi narkoba. Kasus KDRT sebanyak 8 kasus. Selain kasus kriminal, angka kasus gangguan keamanan yang banyak mencuat dari tahun ke tahun yakni kasus bunuh diri, dengan cara gantung diri maupun minum racun.  “Motif bunuh diri di Bangli beragam, kebanyakan akibat  faktor ekonomi, sakut menahun dan putus cinta,” jelasnya. Terhadap maraknya kasus bunuh diri, Kapolres Bangli memberi perhatian serius.  “Upaya untuk menekan kasus bunuh diri, tidak bisa kita lakukan sendiri. Kita juga mesti melibatkan Pemkab Bangli dan tokoh agama untuk senantiasa memberikan pencerahan kepada masyarakat,” tegas Kapolres didampingi Wakapolres dan Kabag Ops Polres Bangli.

Lebih lanjut, untuk kasus bunuh diri di Bangli tidak mengenal usia. Selain orang dewasa, sejumlah korbannya ada yang masih berstatus pelajar. “Untuk itu, pencerahan juga mesti dilakukan disekolah-sekolah. Orang berbuat bunuh diri karena berpikir pendek. Ini yang harus kita kikis bersama,” tegasnya.  Sekedar diketahui, sepanjang taun 2015 Polres Bangli menangani sebanyak 280 kasus dan sebanyak 250 kasus  berhasil diselesaikan atau sekitar 89 persen. Sisa kasus yang belum bisa ditangani,  sebanyak 11 persen, akibat berbagai faktor. “Kasus yang belum selesain ditangani kebanyakan terkendala alat bukti yang kurang dan sebagian juga masih dalam proses lidik,” pungkasnya.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER