Era Jokowi, BIN Wajib Gunakan Pendekatan Human Intelejen

  • 09 November 2014
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1098 Pengunjung

Jakarta, suaradewata.com – Era Jokowi – JK beberapa lembaga negarapun harus mulai menyesuaikan. Penunjukan kepala BIN misalnya, selain mempunyai kompetensi dalam dunia intelijen,  profesionalitas, juga harus menggunakan penedekatan Human Intelegen.

Beberapa sumber mengungkapkan untuk ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi BIN, diantaranya :

1. BIN di era Jokowi pendekatannya harus dengan human intelijen. Dimana dalam pendekatan ini tidak lagi menggunakan cara-cara kekerasan namun lebih bersifat persuatif, edukatif, dan humanis.

2. Human intelijen juga meniscayakan BIN tak lagi menggunakan cara-cara represif dalam merespons gejala-gejala gerakan yg mengganggu keamanan negara di masyarakat. Namun cara persuasif lebih ditekankan. Dengan cara ini, akan menjadikan kelompok yang awalnya anti negara, anti institusi-institusi formal kenegaraan, justru bisa berubah menjadi kekuatan yg memperkuat negara.

3. Dalam konteks ini, Kepala BIN yang berasal dari kalangan sipil dapat menjadi terobosan penting untuk mengkondisikan BIN dengan melakukan pendekatan human intelijen. Jika KA BIN dari kalangan sipil yang memimpin, BIN tdk lagi menakutkan rakyat, justru bisa memberi rasa aman kepada negara dan rakyatnya.

Sebagai contoh sederhana, para teroris, kaum sparatis, dan penganut ideologi selain Pancasila yg sdh tertangkap maupun yg dalam pengejaran aparat, tidak bisa serta merta dilakukan tindakan kekerasan thd mereka, tetapi mereka juga harus difasilitasi, diberi ruang oleh negara unt memperoleh pekerjaan yg layak demi menghidupi keluarganya. (bs)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER