BRSUD Mirip Pasar, Alasan Klasik Kurang Bed

  • 14 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3902 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com –  Kondisi BSRUD Tabanan penuh sesak orang antre tidak ubahnya seperti pasar dan terkesan tidak sehat. Pasien yang ingin berobat ke BRSUD Tabanan harus siap-siap antre berhari-hari untuk mendapatkan kamar. Tidak sedikit keluarga pasien males berobat ke BRSUD Tabanan dan memilih berobat ke RS. Swasta dengan biaya yang lebih tinggi.

Sementara alasan klasik pihak BRSUD Tabanan kondisi itu karena BRSUD Tabanan kekurangan bad (tempat tidur) dan tanpa solusi kongkrit.

Membludaknya BRSUD Tabanan tampak setiap hari terjadi, bahkan pasien dan pengantar pasien harus berjejal dilorong rumah sakit karena keterbatasan ruangan. Bahkan tidak sedikit mereka duduk-duduk di tempat parkir menunggu giliran. Beberapa keluarga pasien mengaku sebenarnya malas ke BRSUD Tabanan, namun karena tidak punya biaya banyak ke rumah sakit swasta mereka rela antri. “Kalau saya punya duit, saya lebih baik ke swasta pak, disini sudah antre, pelayannya judes-judes lagi ndak kayak dulu,” ucap seorang keluarga pasien. Disamping itu, untuk mendapatkan kamar di rumah sakit itu kata dia, harus antre bahkan bisa berhari-hari. “Alasan mereka kamar penuh, dan disuruh menunggu dan sudah banyak yang antre,” ucap warga Pupuan ini.

Terkait hal itu, Kasubid Humas BRSUD Tabanan Made Suarjaya tidak menampiknya. Kata dia pasien antre itu sudah menjad pemanangan setiap hari di BRSUD Tabanan. “Iya mau bagaimana lagi, memang harus antre karena tempat tidur kita terbatas hanya 225 bad,” ucapnya. Bahkan kata dia tempat tidur kosong itu tidak sampai sehari sudah terisi. “Tidak ada tempat tidur yang sehari kosong, kadang dalam hitungan jam sudah terisi lagi, bahkan kadang masih ada pasien tempat tidur sudah ada yang mesan, jadi kalau soal kewalahan kami akui memang begitu karena keterbatasan tempat tidur,” bebernya. Jika dilihat dari jumlah penduduk di Tabanan yang mencapai 4,5 juta, harusnya rumah sakit memiliki 450 bad. ”Dari data kita pemakaian tempat tidur per bulanya mencapai 90%, jadi memang kewalahan, ucapnya. Ditanya jumlah, menurut Suarjaya jumlah kunjungan per hari ke BRSUD Tabanan memang selalu membludak setiap harinya. Dari data yang dimiliki, kunjungan ke UGD per hari rata-rata mencapai 120 pasien, sedangkan kunjungan rawat jalan mencapai 500 pasien per hari.

Disamping soal tempat tidur masih menurut Suarjaya dokter yang ada di masing-masing poliklinik melayani hingga 40 pasien setiap harinya. “padahal idealnya satu dokter maksimal melayani 25 pasien setiap harinya.  Kelebihan melayani pasien juga ditengarai mempengaruhi pelayanan sehingga pelayanan menjadi tidak maksimal. Kan sudah ada RS Nyitdah,? Ditanya demikian Suarjaya mengaku RS Nyitdah masih memiliki kendala peratalan yang kurang. “Peralatan medis belum lengkap, kita juga belum menempatkan Radiologi serta alat-alat pemeriksaan Laboratorium. Jadi pelayanan masih dipusatkan di BRSUD Tabanan,” lanjutnya. “Satu-satunya solusi yakni perluasan rumah sakit dan penambahan bad, selama ini pemkab hanya ditingkat wecana saja, kami ini kan dibawah pemda, jadi kami tergantung pemda,” akunya. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER